Cerita Pilu Ortu Mahasiswa yang Babak Belur Usai Demo
- bbc
Jam setengah 11 malam saya ke Stasiun Palmerah bersama empat teman, pulang kerja, nunggu kereta ke Bekasi, sekalian mau lihat demo.
Tapi kereta malam itu ternyata sudah nggak beroperasi, jadi kami harus nunggu kereta pagi. Kami nonton demo dari rel kereta, terus cari makanan di Pasar Palmerah.
Sekitar jam setengah dua dini hari kami ditangkap beberapa polisi berbaju preman, waktu itu saya lagi minum kopi. Kami berempat diangkut ke mikrolet, termasuk penjual kopinya, ke Polres Jakarta Barat.
Di sana saya sempat tanda tangan surat kurang alat bukti. Jumat lalu saya dipindahkan ke Polres Jakarta Pusat. Saya tidak bawa batu atau senjata tajam. Teman-teman saya sudah dilepaskan, tapi saya tidak.
- BBC
`Bagikan masker tapi dituduh rusuh`
Komala tak mengira putranya, Faisal Rahma Putra, yang bekerja di RSUD Kepulauan Seribu di kawasan Gunung Sahari, diciduk polisi karena tuduhan merusuh usai demo 30 September di DPR.
Faisal kini berstatus saksi, tapi dituding polisi melanggar beberapa pasal, salah satunya pasal 170 KUHP tentang kekerasan terhadap orang atau barang secara bersama-sama.
"Anak saya jalan dengan temannya ke sekitar lokasi demo, mereka berencana bagi masker ke para demonstran.
"Waktu massa bubar, dia juga bubar. Dia menunggu di Indomaret. Selang beberapa menit, gas air mata sudah sampai ke lokasi itu.
"Dia bingung pergi ke mana, lalu dia masuk ATM. Di sana dia ditangkap polisi."
"Anak saya tidak bawa senjata tajam, cuma masker sebagai bentuk solidaritas, kenapa dituduh membakar dan merusak fasilitas umum," kata Komala.
- BBC