Depok Siapkan Sistem Commuter di 'Jalur Neraka' Margonda

Kepala Dinas Perhubungan Kota Depok Dadang Wihana
Sumber :
  • VIVA/Zahrul Darmawan

VIVA – Pemerintah Kota Depok merancang sejumlah konsep penataan lalu lintas di beberapa jalan utama kota itu, terutama di Jalan Margonda Raya, jalur sepanjang empat kilometer biang kemacetan parah yang kadang juga dijuluki 'jalur neraka'.

Pramono Siapkan Rp 26 Triliun Buat Subsidi Transportasi Jakarta

Konsep penataan itu dinamai Joyfull Traffic Management atau JoTram, yang meliputi, di antaranya, penyediaan area-area parkir khusus kendaraan bermotor, penyampaian pesan-pesan untuk menaati rambu-rambu lalu lintas di beberapa persimpangan atau lampu lalu lintas (traffic light), jalur berlawanan arah (contra flow), kanalisasi jalur cepat-lambat, penataan ojek online, pembangunan underpass, dan lain-lain.

Kepala Dinas Perhubungan Kota Depok, Dadang Wihana, menjelaskan area parkir khusus akan disiapkan di kompleks Balai Kota dan terutama diberlakukan setiap hari Sabtu dan Minggu, hari-hari Jalan Margonda Raya selalu padat kendaraan. Warga yang membawa kendaraan bermotor disarankan memarkirkan kendaraan mereka di sana, dan sebagai gantinya, Pemerintah menyiapkan Margonda Commuter, yaitu moda transportasi publik dengan rute hanya mengitari Jalan Margonda Raya.

Atasi Kemacetan Jakarta, Ridwan Kamil Usulkan WFH Bergilir

“Ini kita godok bersama, kebetulan ada beberapa vendor yang mau gabung Margonda Commuter. Nah, untuk parkir di Balai Kota tentu tarifnya lebih murah dibanding di pusat perbelanjaan,” kata Dadang dalam konferensi pers di kantornya, Senin 29 Juli 2019.

Moda transportasi publik berupa bus yang berfungsi semacam shuttle itu akan berhenti di sejumlah titik di sepanjang Jalan Margonda Raya, seperti Balai Kota, terminal, mal-mal, sentra bisnis. "Ini dalam rangka mendukung rekayasa lalu lintas yang akan kita jalankan,” katanya.

Solusi Kemacetan Jakarta, Dharma-Kun: Perbaikan Manajemen Transportasi-Adab Antre

Pemerintah tidak akan membuat jalur Margonda Commuter seperti busway di Jakarta, namun hanya menggunakan jalur lambat. Konsep itu bukanlah megaproyek dengan anggaran besar, melainkan murni untuk penataan lalu lintas. Bahkan, misalnya, penataan kendaraan ojek online tidak menggunakan dana APBD, melainkan dengan community base.

Tetapi, lanjut Dadang, khusus infrastruktur lain untuk mendukung rekayasa lalu lintas itu, Pemerintah menggunakan dana APBD, meski dengan anggaran yang sudah ada. (ren)

Ridwan Kamil-Suswono saat debat perdana Pilkada DKI Jakarta 2024

Ingin Jakarta jadi Kota Layak Huni Kelas Dunia, Ini yang Akan Dikerjakan Ridwan Kamil-Suswono

Suswono, cawagub nomor 1 di Pilkada Jakarta, mengatakan dia dan cagub Ridwan Kamil, berkomitmen kuat membawa Jakarta menjadi kota layak huni kelas dunia. Apa strateginya?

img_title
VIVA.co.id
12 November 2024