Pengungsi Asing di Jakarta Dilarang Bekerja dan Ditolak Warga Sekitar
- bbc
Zakir akhirnya menduduki trotoar sekitar Jalan Kebon Sirih, Jakarta Pusat, tepatnya di depan kantor UNHCR selama beberapa hari untuk menuntut kejelasan nasibnya.
Beberapa hari kemudian, ia bersama ratusan pengungsi di trotoar, dipindahkan oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta ke sebuah gedung eks Komando Distrik Militer (Kodim) di Kalideres, Jakarta Barat.
Khawatir nasib anak-anak
Sejumlah pengungsi anak terlihat berkeliaran di tempat penampungan, beberapa bermain kejar-kejaran dan yang lain mencoba membunuh waktu dengan memainkan barang-barang yang ada, seperti botol bekas hingga tongkat kayu.
Dinas Sosial belum mendata berapa jumlah anak-anak yang dibawa oleh pengungsi dari tujuh negara itu, yakni Afghanistan, Somalia, Sudah, Pakistan, Ethiopia, Irak, dan Yaman.
Ekkhlas Abbas Elfaki Ahmed, seorang pengungsi Sudan yang tengah mengandung lima bulan, mengatakan khawatir jika harus melahirkan dan membesarkan anaknya di tempat penampungan.
Ia merujuk pada fasilitas tempat penampungan yang terbatas, seperti kamar mandi yang disebutnya tidak layak dan kotor, juga udara dalam gedung yang panas.
"Ini bukan tempat yang sehat untuk bayi," ujarnya.
Di Indonesia pengungsi-pengungsi anak tidak mendapatkan akses untuk pendidikan formal.