Perampok Toko Emas asal Malaysia Pakai Waze untuk Pantau Lokasi
- VIVA/Sherly
VIVA – Kepolisian Resor Metropolitan Kota Tangerang merilis dua warga Malaysia tersangka perampok toko emas Permata Balaraja di kota setempat. Para pelaku, menurut polisi, memanfaatkan aplikasi berbasis lalu lintas dan navigasi Waze sebagai panduan dalam perjalanan menuju Indonesia.
Kedua tersangka, Muhammad Nazri Fadzil Rahman dan Muhammad Nur Iskandar, juga menggunakan aplikasi itu sebagai alat pemantauan atau pengecekan lokasi toko emas yang akan menjadi sasarannya.
"Mereka ini tidak pakai tour guide (pemandu wisata), mereka cuma bermodalkan aplikasi Waze. Saat itu, untuk mengecek kondisi toko emas, mereka memasukkan kata kunci atau keyword di aplikasi Waze, yakni toko emas terdekat," kata Kepala Polres Kota Tangerang Kombes Pol Sabilul Alif, dalam konferensi pers, Kamis, 11 Juli 2019.
Dia menjelaskan, para pelaku mendapatkan informasi lokasi toko emas terdekat setelah pencarian melalui Waze. Mereka memilih sasaran toko emas Permata, lantas memantau situasi melalui aplikasi Google Street View. Saat dirasa cukup aman, mereka langsung melancarkan aksinya.
Bermodal satu mobil sewaan dan dua ‘pistol revolver’, keduanya berhasil menggasak emas di toko itu. Namun, berdasarkan hasil pemeriksaan, nyatanya senjata yang digunakan hanya lah pemantik alias korek api yang bentuknya menyerupai revolver. “Hanya korek api berbentuk senjata," katanya.
Dari tangan para tersangka, polisi menyita dua pemantik berbentuk senjata, enam baki emas, dan satu unit mobil Avanza. Hasil curian di Indonesia, seperti emas dan uang tunai, masih berada di kepolisian Malaysia untuk penyidikan di negeri jiran itu.
Polisi Malaysia masih menguasai barang bukti-barang bukti itu karena mereka lebih dahulu menangkap kedua perampok untuk kasus perampokan serupa di sana. Muhammad Nazri Fadzil Rahman dan Muhammad Nur Iskandar merampok toko emas lagi setelah menjarah toko emas Permata di Tangerang.