Jakarta Kondusif Pascarusuh, Jumlah Penumpang MRT Melonjak Naik
- VIVA/Agus Rahmat
VIVA – Aksi demonstrasi yang berimbas kerusuhan pada 21-22 Mei 2019 di depan Bawaslu, Jalan MH Thamrin Jakarta, sempat memberi dampak yang cukup serius bagi salah satu transportasi publik terbaru ibu kota, yakni Mass Rapid Transit atau MRT.
Selama dua hari, yakni 22 dan 22 Mei 2019, jumlah penumpang kereta modern itu anjlok hingga 42 ribu penumpang per hari. Padahal, menurut Dirut PT MRT, William Sabandar, MRT biasa melayani penumpang dalam sehari hingga 85 ribu orang.
Kondisi itu, untungnya hanya terjadi di dua hari. Setelah Jakarta kembali kondusif, yakni mulai 24 Mei 2019, penumpang kembali dalam kondisi normal. Bahkan, menurut dia, ada lonjakan penumpang dalam beberapa hari terakhir.
"Jadi, begitu 24 Mei, naik lagi 71 ribu (sebelumnya hanya 42 ribu), Senin dan Selasa, naik lagi 89 ribu," kata William Sabandar dalam keterangan pers di Cipete Jakarta Selatan, Rabu 29 Mei 2019.
Untuk akhir pekan, memang jumlah penumpang menurun juga. Namun bukan lantaran faktor kerusuhan. Namun karena penumpang MRT memang adalah para pekerja yang berkantor di sepanjang jalur yang dilalui.
Angka penumpang di 89 ribu, lanjut dia, adalah penumpang loyal MRT. Mereka menggunakan transportasi massa ini, menuju dan dari kantornya masing-masing.
Dia juga mengatakan, tarif 50 persen sebenarnya tidak ada pengaruhnya dengan penumpang MRT. Data MRT sendiri, selama penerapan tarif 50 persen rata-rata jumlah penumpang adalah 82.643 orang.
Sementara itu, saat penerapan tarif normal yakni 13-17 Mei 2019, berjumlah 81.338 penumpang. Karena itu, tidak ada penurunan yang signifikan.