Limbah Pabrik Nuget di Cimanggis Cemari Situ Tipar

Ilustrasi busa limbah di sungai.
Sumber :
  • VIVAnews/Fernando Randy

VIVA –  Pabrik olahan bakso dan daging yang berdiri di kawasan pemukiman Pondok Mekarsari, Kecamatan Cimanggis Depok, Jawa Barat, dikeluhkan warga lantaran diduga mencemari saluran air dengan limbah berbau menyengat. Iwan, salah satu warga setempat bahkan mengatakan, limbah olahan pabrik bahkan telah mencemari air Situ Tipar.

BNPB Sebut Sungai-sungai di Jawa Jadi Pembuangan Sampah Raksasa

“Warnanya hijau pekat, ada lemak-lemak minyaknya gitu. Baunya amis banget,” katanya pada wartawan, Senin 13 Mei 2019

Aroma tak sedap itu akan tercium menyengat khususnya pada siang hari saat matahari terik. Dan ketika hujan, air yang keluar  akan semakin mengganggu kenyamanan warga.  “Air limbahnya kalau hujan baunya sampai masuk ke dalam rumah susah dihilangin,” tuturnya.

Viral Sungai Cileungsi Hitam Pekat Menyengat Mengeluarkan Busa

Iwan menjelaskan, pabrik tersebut sudah ada sejak 2010, lalu. Sebelumnya pabrik itu merupakan home industry yang tak pernah dikhawatirkan warga. Namun belakangan, industri rumahan tersebut berkembang menjadi pabrik dan memiliki 130 karyawan.

Iwan berharap, dinas terkait mencopot izin bahkan menutup pabrik bakso dan nuget tersebut. Sebab warga khawatir jika hal ini tidak ditindak lanjuti dapat mengganggu aktivitas dan kesehatan, khususnya anak-anak.

Komisi VII: Penanganan Limbah Harus Diselesaikan Lebih Serius

“Ya jelas khawatirlah karena mengganggu pernafasan, baunya menyengat banget. Mudah-mudahan cepat ditindak lanjuti deh,” ujar Iwan.

Sementara itu, Lurah Mekarsari, Iqbal Faroid membenarkan adanya aduan warga di wilayahnya tentang kondisi tersebut. Ia mengatakan, ada tiga RW yang berimbas oleh limbah pabrik itu. Tidak hanya warga, limbah tersebut juga mengenai Situ Tipar yang tidak jauh dari lokasi.

“Warga merasa resah karena khawatir lambat laun air tanah akan tercemar dan berdampak terhadap kesehatan warga. Selain itu, pabrik ini tidak mempunyai saluran pembuangan sendiri, tapi malah menumpang ke saluran air warga,” katanya.

Iqbal mengaku, masalah ini sudah berlangsung  sejak 2017 sebelum dirinya menjabat.  “Kami sebenarnya sudah mengecek dan memberikan teguran ke pihak pabrik dan sudah sempat dilakukan perbaikan saluran pembuangan, namun kejadian lagi. Baru dapat laporan Jumat kemarin dari warga.”

Iqbal pun menegaskan, pihaknya tengah menyelidiki kasus tersebut dan mengambil bukti-bukti untuk dilaporkan ke dinas terkait.

 “Kita enggak mau gegabah, kita selidiki dulu kalau sudah ada bukti kita laporkan ke Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK), Dinas Perizinan dan Dinas PUPR untuk ditindak anjuti karena warga sudah pada mengeluh,” katanya

Terpisah, pemilik Pabrik Selera Prima Cimanggis, Adi Wijaya membantah pabriknya menimbulkan bau menyengat dan dianggap cemari saluran air warga.

“Sebelum limbah cair dibuang, sudah melalui proses pengelolaan oleh Instalasi Pengelolaan Air Limbah (IPAL), dan ada water treatment yang sudah sesuai dengan ambang batas yang dikeluarkan oleh Dinas Lingkungan Hidup selama ini,” katanya saat ditemui di pabrik tersebut

Adi berdalih, bau yang menyengat berasal dari sampah yang kadang tiga hari belum diangkut. “Mungkin kalo ada bau-bau itu kan dari sampah yang biasa belum diangkat. Biasanya tiga hari kadang tukang sampahnya telat datang makanya saya lagi coba koordinasi ke dia,” ujar Adi menjelaskan. 

Adi mengaku, pihaknya belum memiliki Izin Mendirikan Bangunan (IMB) dan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL). Namun pihaknya tengah mengurus dan saat ini itu semua sedang dalam proses.

“Ya masih dalam proses pembuatan,” ujarnya memastikan.

Lebih lanjut dirinya menambahkan, olahan naget dan bakso di pabrik ini dipasok hampir merata di Jakarta, Bogor ,Depok, Tanggerang, dan Bekasi (Jabodetabek). Jumlah pekerjanya jugs telah mencapai ratusan pegawai. “Rata-rata yang kerja disini warga sekitar kok,” katanya.

Adi menegaskan, pihaknya tetap patuh dengan aturan yang berlaku.
 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya