Angkot di Kota Bekasi Terapkan Sistem Online, Pertama di Indonesia
- VIVA/Dani
VIVA – Moda transportasi angkutan perkotaan alias angkot di Kota Bekasi, Jawa Barat, menerapkan sistem online atau daring. Wali Kota Rahmat Effendi meresmikannya di Gelanggang Olahrga Remaja, Bekasi Selatan, Jumat, 3 Mei 2019.
Dengan diresmikannya angkot berbasis online, Kota Bekasi menjadi kota ke-53 di dunia dari 195 negara yang menerapkan angkot online. "Tapi kalau di Indonesia, Kota Bekasi menjadi yang pertama dari 416 kabupaten dan 98 kota," kata Rahmat.
Kehadiran angkot berbasis online itu, kata Rahmat, bisa menjawab kebutuhan masyarakat Kota Bekasi dengan jumlah penduduk 2,7 juta jiwa. Bahkan, dia berharap keberadaan angkutan ini bisa menjadi pengumpan atau feeder angkutan massal seperti kereta api ringan atau light rail transit (LRT) atau kereta rel listrik commuter line.
Memang baru dua zona yang ditawarkan, yakni untuk K-11A rute Terminal Bekasi-Rawalumbu-Narogong-Bantargebang dan K-11B rute Terminal Bekasi-Wijayakusuma Bekasi Timur. Namun tidak menutup kemungkinan, seluruh trayek angkot di Kota Bekasi akan menggunakan aplikasi serupa.
"Untuk sementara waktu kita terapkan dulu di wilayah Bekasi Timur dan Bantargebang, tapi ke depan bisa wilayah lain karena kepadatan cukup tinggi bukan hanya kedua titik itu, tapi ada di Medansatria, Bekasi Barat, Rawalumbu, Jatiasih, dan sebagainya," katanya.
CEO TRON David Santoso mengaku telah menguji coba sistem ini sejak 10 April 2019. Karena baru sebatas uji coba, tarif yang dipatok masih promo, yakni Rp3.000 per penumpang. "TRON adalah aplikasi terbaru yang memungkinkan penggunanya untuk memanggil angkot tanpa perlu berjalan jauh," katanya.
Aplikasi TRON sudah diunduh lebih 2.000 orang dan telah mengoperasikan 30 angkot. David menargetkan dapat mengoperasikan 10.000 angkot se-Indonesia yang beroperasi dengan aplikasi TRON pada kwartal pertama tahun 2020. (mus)