Viral Pengemis Kaya Bermobil di Bogor, Faktanya Miskin

Viral Pengemis Kaya Bermobil di Bogor,
Sumber :
  • Istimewa

VIVA – Beberapa hari ini, jagad media heboh dengan seorang pengemis yang biasa mangkal di bilangan Jalan Abdullah Bin Nuh, Kota Bogor, Jawa Barat. Pria tersebut tertangkap kamera, sedang berusaha menghindar dari kegiatan Satpol PP dan masuk ke sebuah mobil.

Siswa SMK di Bogor Tewas Penuh Tusukan Senjata Tajam

VIVA menelusuri fakta yang sesungguhnya ada di lokasi. Kakek bernama Suherman atau biasa dipanggil Enur ini, merupakan warga yang tinggal di Kampung Cisauk RT05/01, Desa Cemplang, Kecamatan Cibungbulang, Kabupaten Bogor.

Setiap harinya, kakek berusia 87 tahun ini mengemis dengan membuat iba para pengendara yang melihat kondisi fisiknya. 

Selidiki Asal Usul Senjata dan Peluru di Kasus Penembakan, Polres Bogor Lapor Densus 88

Enur sudah tidak memiliki hidung. Bagian bolong ini diperlihatkannya, setiap mengetuk jendela mobil. Lembaran demi lembar rupiah, dia terima dari uluran tangan yang keluar dari jendela.

Sepak terjang Enur terbongkar pada Selasa kemarin, 19 Maret 2019. Satpol PP yang hendak menertibkan Alat Peraga Kampanye (APK), tidak secara sengaja memergokinya dan sempat mengabadikan foto. 

Ini 4 Kerja Sama yang Diteken Jokowi dengan PM Papua Nugini di Istana Bogor

Hari itu, Enur menjadi obrolan hampir di setiap media sosial. Di kabarkan, kakek ini kaya raya, memiliki armada angkutan umum, dan memiliki istri tiga. Media pun berbondong-bodong penasaran dengan sosok kakek ini. 

Setelah viral di media, sehari setelahnya pada Rabu 20 Maret 2019, Satpol PP bersama Dinas Sosial Kota Bogor, berhasil menangkapnya dalam operasi Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS). Petugas turun mengamankan kendaraan pribadinya, Mobil Avanza F 1663 NM. 

"Kakek ini sudah tua, namun jika hasil identifikasi kami, beliau hanya berpura-pura menjadi pengemis atau menikmati dari hasilnya dengan memanfaatkan fisiknya itu. Maka, kita ambil tindakan merujuk ke rumah sakit atau ke panti sosial," kata Kepala Dinas Sosial Kota Bogor, Kata Azrin Syamsudin.

Hasil pemeriksaan, seharinya Enur dapat mendulang rupiah dari hasil mengemisnya mencapai rata-rata Rp1,5 juta per hari. "Kalau diratakan 30 hari, hitung saja, kalah penghasilan kita," tuturnya. 

Pengemis viral Suherman atau biasa dipanggil Enur

Numpang mobil

Aktivitas Nur juga disebut sebagai seorang pedagang soto, yang ada di sekitar Enur mangkal. Setiap hari Kakek yang berpakaian koko dan sarungan itu sering memarkirkan di lahan kosong dekat lapaknya. 

Diakui sang supir, yang biasa mengantarkan Kakek Enur mengemis bernama Maman. Menurut dia, kabar pemberitaan bahwa Kakek Nur seorang yang kaya raya, juragan angkot, dan beristri tiga, tidak benar. 

"Bukan itu bukan mobil dia, tetapi punya majikan saya. Dia hanya penumpang biasa dan bayar ke saya Rp80 ribu dari rumahnya ke tempat mengemisnya," kata Maman. 

Maman mengaku sudah setahun menjadi kendaraan sewaan Kakek Enur. Selama itu, dia bertugas setiap pagi mengantarkan ke Jalan Abdullah Bin Nur. Tidak setiap hari menjemputnya untuk pulang, kata Maman, hanya sesekali saja. 

"Saya langsung narik, enggak jemput lagi. Kalau yang istri sama angkot itu bohong. Dia tinggal sama anaknya," kata Maman.

Informasi yang beredar di media sosial juga dibantah langsung oleh Kakek Nur. Ia beralasan untuk menyewa mobil tetangga kampungnya itu, lantaran kondisi fisiknya yang sudah uzur.

Tubuhnya ringkih, tak kuat berlama-lama untuk mencari kendaraan umum. Terlebih, lokasi rumahnya kendaraan umum terbilang jarang. Enur mengaku ongkos sendiri diperolehnya dari hasil mengemis yang disisihkan setiap harinya. 

"Saya tidak kuat kalau dari rumah tidak ada kendaraan umum," kata Enur kepada VIVA yang sudah pindah lokasi mengemisnya di seputaran Darmaga IPB, Kamis 21 Maret 2019.

Penghasilan hanya ratusan ribu

Enur pun membantah, uang yang didapat hingga jutaan rupiah setiap harinya, seperti yang dikatakan Dinas Sosial. Yang benar, kata dia, sehari hanya mendapatkan Rp100-150 ribu. 

"Jadi, yang diberitakan itu tidak benar, fitnah, tidak tanya ke saya langsung, saya orang miskin, orang tidak punya, bukan orang kaya," katanya.

Enur mengatakan, sudah sejak tahun 1990-an silam menjadi pengemis. Alasannya, untuk membiayai kebutuhan hidup anak-anaknya. Pernah sekali waktu, aktivitasnya mengemis ia selangi dengan berusaha untuk mencari nafkah dengan berjualan koran dan makanan di jalan. 

Namun, fisiknya mengganjal usaha mencari rizki itu. Terkait kondisi cacat fisiknya, Enur menuturkan, sudah sejak kecil. Agar tidak terlihat lubang tengkorak hidungnya, iya membalutnya dengan kapas.

"Sudah jualan koran dulu tahun 2000-an, tetapi tidak kuat lama. Jualan makanan pernah, tetapi (fisik) saya gini," katanya.

Kabar memiliki istri tiga dibenarkan oleh Kakek Enur. Namun, ketiganya sudah meninggal dunia, dua di antaranya sudah cerai.

Atas viralnya pemberitaan yang sudah ramai, Enur pun menuntut, agar semua fitnah yang ditujukan kepadanya diperbaiki. Selama hidupnya, ia pun belum merasakan program pemerintah baik kartu kesehatan maupun bantuan untuk warga miskin.  "Saya bukan orang kaya, tolong saya, saya sedih jadi seperti ini," katanya. (asp)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya