'Uang Bau' Tak Memadai, Kisah Warga Bantar Gebang Terdampak Bau Sampah
- ANTARA FOTO/Risky Andrianto
Ada tiga kelurahan yang ada di sekitar TPST Bantar Gebang, namun dana kompensasi yang diterima masing-masing kelurahan sama.
Hal ini membuat Kaci, warga kelurahan Ciketing Udik, lokasi yang berdekatan langsung dengan TPST Bantar Gebang, menganggap `duit bau` itu tidak sebanding.
Apalagi, hampir setiap waktu truk sampah lewat di depan rumahnya,
"Kalau yang mobil dari induk dari PD Pasar ya nggak tahan baunya, blenger, pusing kepalanya," ujar perempuan berusia 57 tahun ini.
"Apalagi kalau pagi jam lima sampai 10 siang, macet ini jalan tuh," lanjut nenek dari tujuh cucu ini.
Cucu-cucu yang tinggal bersamanya pun terpaksa harus membiasakan diri dengan bau yang menyengat.
"Apalagi bau, makanan dari sampah aja anak cucu saya nggak papa, sudah biasa," paparnya.
Di tengah kondisi ini, dia berharap pemerintah menambah uang kompensasi bau untuk menunjang kesehatan keluarganya.
"Pengennya mah ya ada penunjangan lagi, misalnya sebulan Rp 300.000 kek, biar buat berobat anak-anak dan cucu," ujarnya.