Jelang Setahun Kepemimpinan Anies, PDIP: Target Ok Oce Tak Terpenuhi

Fraksi PDI Perjuangan DPRD DKI konferensi pers kinerja setahun Gubernur DKI
Sumber :
  • VIVA.co.id/ Irwandi Arsyad

VIVA – Fraksi PDI Perjuangan DPRD Provinsi DKI Jakarta mengkritisi sejumlah kinerja Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan selama setahun ini. Terutama, terkait dengan sejumlah program unggulan.

PKS Ucapkan Selamat ke Anies, Pramono-Rano Berhasil Unggul di Pilkada Jakarta

Sekretaris Fraksi PDI Perjuangan DPRD Provinsi DKI Jakarta, Dwi Rio Sambodo, mengatakan, ada sejumlah catatan dalam setahun kepemimpinan Gubernur DKI Jakarta Anies Rasyid Baswedan.

Hal itu dikemukakan Dwi menjelang kinerja Anies dalam setahun kepemimpinannya, tepat pada Selasa, 16 Oktober 2018. 

Anies Sebut Situasi Pilkada 2024 Tenang: yang Rame Itu Sosmed

"Ada sejumlah program unggulan yang digadang-gadang Anies Baswedan bersama Sandiaga Uno di awal kepemimpinannya di Jakarta, yang jauh belum terpenuhi. Bahkan ada yang tak tepat sasaran atau dapat dikatakan asal sekadar jalan," kata Rio saat konferensi pers di Jakarta, Senin, 15 Oktober 2018.

Di antara sejumlah kritikan tersebut, yaitu target program One Kecamatan One Centre of Entrepreneurship (Oke Oce) yang dinilai tak terpenuhi. "Target Ok Oce tak terpenuhi," ujar Rio.

Anies Telepon Pramono usai Pantau Quick Count, Langsung Ucapkan Selamat?

Awalnya, kata Rio, program Ok Oce dijanjikan untuk melahirkan 200 ribu pengusaha baru, dengan 44 pos pengembangan kewirausahaan di setiap kecamatan selama 5 tahun. 

Dengan program itu, menurut Rio, akan ada 40 ribu pengusaha baru yang sudah menjalankan usahanya setiap tahun. Sementara itu, untuk menjadi pelaku UMKM, salah satu syaratnya mengantongi Izin Usaha Mikro dan Kecil (IUMK) yang dikeluarkan oleh Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PM-PTSP) DKI.

Rio menjelaskan, dari data website resmi Ok Oce, calon pengusaha baru yang sudah terdaftar sebanyak 54.564 orang dari target 40 ribu. Namun, sebagian dari jumlah itu belum bisa menjalankan usahanya karena belum mengantongi izin usaha.

"Tak ada izin, tak dapat menjalankan usahanya," ujarnya. 

Data faktual menunjukkan, per Januari sampai awal Oktober 2018 baru mencapai 1.811 Izin Usaha Mikro dan Kecil (IUMK) milik pengusaha mikro dan kecil yang tergabung dalam Ok Oce.

"Artinya, dalam setahun kepemimpinan Gubernur Anies Baswedan, baru berhasil mencetak pengusaha baru sekitar 3,31 persen, terlampau jauh dari sasaran awal," ujarnya.

Tak hanya itu, PDI Perjuangan juga menyoroti sejumlah persoalan lainnya. Di antaranya, target 20 Gerai Tani Ok Oce di enam wilayah DKI sepanjang 2018. Namun, hingga saat ini baru mendirikan dua Gerai Tani OK OCE, yaitu di Ragunan, Jakarta Selatan. 

Begitu juga dengan janji program Ok Oce Mart. Dari rencana 44 Ok Oce Mart pada tahun pertama, yang sudah berdiri baru sekitar tujuh lokasi, yakni di Cikajang, Muara Angke, Kalibata, Jalan Benyamin Sueb, Rawamangun, Penjaringan, dan Kembangan. 

Menurut Rio, dari Ok Oce Mart itu ada satu yang telah ditutup karena tidak sanggup membayar sewa.

Selain itu, Rio mengatakan, program-program pelatihan, penyediaan modal cepat, penyediaan pasar pembeli dan lain-lain terkesan tidak berjalan dan asal ada. "Terbukti, program Ok Oce Gubernur Anies Baswedan gagal total mencapai targetnya," ujarnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya