Menilik Proyek Jembatan Layang di 'Langit' Tanah Abang
- Adinda Purnama
VIVA – Pembangunan jembatan layang multiguna atau skrybridge Tanah Abang terus dikebut. Jembatan itu ditargetkan akan rampung pada pertengahan Oktober 2018.Â
Pembangunan skybridge dilakukan dengan menerapkan empat zona yaitu, Zona A sampai Zona D. Pantauan VIVA, Â Selasa, 25 September 2018, tampak rangka bangunan dan atap di zona A, tepatnya di depan Pasar Tanah Abang Blok G, telah terpasang. Namun, belum terlihat pemasangan pondasi pembuatan dinding di Zona A.Â
Pada zona B dan C, tampak baru terpasang kerangka bangunan atau tiang-tiang bangunan, serta terpasang kerangka dasar bangunan untuk membuat pondasi lantai.
Sedangkan di Zona D, progres pembangunan baru terpasang kerangka atau tiang-tiang penyangga. Di bawah lokasi tersebut masih belum terpasang seng penutup jalan.Â
Di sekitar pembangunan skybridge Pasar Tanah Abang masih banyak pedagang kaki lima yang berjualan. Hal ini dikhawatirkan membahayakan mereka. Â
Jika pembangunannya rampung, ada ratusan pedagang yang diperkirakan bakal menempati skybridge tersebut. "Iya begitu rencananya, ada 446 kios," ujar Direktur PD Sarana Jaya Yoori
Pinontoan kepada VIVA melalui pesan singkat di Jakarta, Senin, 24 September 2018.
Saat ini, pembangunan proyek tersebut hampir mencapai 50 persen. Pembangunan skybridge ditargetkan rampung pada pertengahan Oktober 2018.Â
Jembatan penyeberangan itu akan dibangun sepanjang 386,4 meter dengan lebar 12,6 meter. Pekerjaan pembangunan jembatan itu dilaksanakan dalam dua shift, yaitu pada siang hari pukul 04.00-19.00 WIB dan malam hari dimulai pukul 19.00– 04.00 WIB.
Sewa Kios
Sampai saat ini, sejumlah pedagang kaki lima mengaku belum mendapatkan sosialisasi terkait pemindahan pedagang.Â
Intan (37), seorang pedagang pakaian muslim, misalnya. Â Intan mengemukakan belum mendapatkan sosialisasi dari PD Pasar Jaya soal para PKL akan dipindahkan ke skybridge, Oktober mendatang. "Tahu aja sih dibangun katanya buat pedagang tapi belum ada sosialisasi dari atas juga," ujarnya di kawasan Tanah Abang, Jakarta Pusat, Selasa, 25 September 2018.
Intan mengaku, dia juga belum mendapatkan informasi bahwa untuk memiliki kios di skybridge tersebut harus didata terlebih dahulu dari pihak PD Pasar Jaya. "Tapi kita belum tahu juga, belum ada yang datang dari atas, belum ada sosialisasi. Cuma tahunya pedagang blok G bakal pindah ke atas, tapi aku belum didata," ujarnya.
Pedagang lainnya, Lina (50) mengaku bahwa dia dan beberapa rekan PKL tidak terdata untuk mendapatkan kios. "Sampai saat ini saya belum ke data, kalau emang harus daftar biar dapat kios, daftarnya ke mana? Ke siapa? Ini kami tidak tahu mau daftar ke siapa. Padahal saya KTP DKI," ujarnya.Â
Ia berharap Pemerintah Provinsi DKI mau mendata langsung ke pedagang, tidak melalui oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab. Hal itu agar para PKL merasa adil dan aman berjualan di kawasan Tanah Abang. Dia ingin pedagang  memiliki kartu tanda pengenal agar lebih tertib saat berjualan.Â
"Kami punya KTP DKI tapi enggak dapat tempat. Dilihat lapaknya orang dagang, jangan orang datang buat daftar ke sana karena mereka belum tentu jualan, bisa saja  mereka daftar untuk nyewain lagi," ujar Lina.
Â