Skybridge Tanah Abang Dibangun, Pro Kontra Muncul

Proyek skybridge Tanah Abang telah memasuki tahapan pemasangan rangka baja.
Sumber :
  • Adinda Purnama

VIVA – Pembangunan jembatan layang multiguna atau skybridge Tanah Abang menuai pro dan kontra dari sejumlah warga DKI Jakarta.

Debat Kedua Pilkada Jakarta, 3 Cagub Adu Strategi untuk Ramaikan Kembali Pasar Tanah Abang

Anisa, warga Jakarta, misalnya. Perempuan 28 tahun itu menilai pembuatan skybridge hanya membuang dana pemerintah.

"Kalau kata saya ribet karena dibikin penyeberangan, yang sudah ada saja didiamkan. Orang zaman sekarang kan milih yang instan. Menurut saya ini hanya membuang dana pemerintah saja," ujarnya saat ditemui VIVA, di kawasan Tanah Abang, Jakarta Pusat, Selasa, 25 September 2018.

Dharma Sebut Pasar Tanah Abang Alami Penurunan Omset Akibat Pandemi COVID-19

Anisa mengatakan, jika pembangunan ini untuk menertibkan pedagang kaki lima (PKL), pemerintah bisa lebih tegas dengan memindahkan para pedagang ke kios yang masih kosong. 

"Padahal masih banyak kios yang kosong di Blok G belakang. Kenapa enggak mereka dipindahkan saja ke sana, dari pada harus membuang uang seperti ini. Mau jalan ke stasiun saja tadi saya sulit," ujar Anisa.

Tanggapi RK, Pramono Anung Umbar Janji Internet Gratis untuk Pedagang Tanah Abang

Hal berbeda dikemukakan Tuti, warga lainnya. Wanita 56 tahun ini setuju dengan pembangunan skybridge tersebut. Dengan adanya skybridge, menurut dia, pejalan kaki akan lebih mudah dan nyaman saat hendak ke Pasar Tanah Abang. 

"Nunggu pembangunan selesai, apa lagi kalau dikasih fasilitas AC. Biar enggak panas ya, biar enak belanjanya. Biar dekat juga belanjanya dari stasiun langsung turun ke bawah buat belanja," ujar Tuti.

Warga DKI Jakarta lainya, Indra (31), sependapat dengan Tuti. Dia setuju dengan skybridge untuk merelokasi para pedagang kaki lima.

"Saya setuju, kalau dibuat skybridge biar aman. Tapi PKL harus benar-benar ditertibkan dan tidak ada yang berjualan di sini. Bikin enggak nyaman, coba lihat pada jalan di jalan raya kan?" ujarnya.

Lebih lanjut, Indra berharap, bukan hanya PKL yang ditertibkan namun angkutan umum yang sering berhenti sembarangan juga harus ditertibkan. Ia berharap  Pemprov DKI mau membuat terminal khusus angkutan umum di Tanah Abang.

"Kalau masalah macet bukan sebab PKL saja, kalau jalan macet juga karena angkot yang berhenti sembarangan. Harusnya diatur secara tertib, dibikin terminal kalau perlu," ujar Indra.

Saat ini, pembangunan jembatan layang multiguna atau skybridge itu tengah dilakukan. Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menargetkan skybridge rampung pada pertengahan Oktober 2018. (ase)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya