Disdik DKI: Honor Penari Asian Games Tak Sepenuhnya Hak Siswa

Para siswa sejumlah SMA di Jakarta membawakan Tari Ratoe Jaroe di Acara Pembukaan Asian Games, 18 Agustus 2018.
Sumber :
  • REUTERS/Issei Kato

VIVA – Pelaksana tugas Kepala Dinas Pendidikan (Kadisdik) DKI Jakarta Bowo Irianto, mengungkapkan bahwa honor untuk para penari khas Aceh Ratoe Jaroe pada saat Asian Games 2018 sudah cair. Dana sudah dicairkan ke rekening masing-masing sekolah para penari pada Senin 17 September 2018.

Dinas Pertamanan Temukan Penebangan Pohon di Menteng Diduga Tanpa Izin

Hal itu berdasarkan informasi yang didapat Dinas Pendidikan DKI Jakarta dari sejumlah sekolah. Namun, untuk memastikannya, Bowo juga mengatakan bahwa saat ini jajarannya sedang mengumpulkan data terkait hal tersebut, baik dari pihak sekolah maupun Panitia Pelaksana Asian Games (Inasgoc).

"Ya kita sedang mencari data di lapangan," kata Bowo di Jakarta, Jumat 21 September 2018.

Dukung Perombakan Pejabat di Lingkungan Pemprov DKI, Pengamat: Tingkatkan Sinergitas Antar Birokrasi Dari DKI ke DKJ

Bowo juga mengatakan bahwa dana yang sudah cair dari Inasgoc tak hanya untuk honor penari saja, tapi terdapat dana untuk operasional siswa yang ikut menjadi penari.

"Cuma yang pasti, jangan sampai menjadi salah paham bahwa yang dari Inasgoc itu bunyinya adalah bukan angkanya semua untuk honor siswa, tapi untuk operasional [juga]. Maksud operasional itu kan ketika pelatihan juga butuh konsumsi. ketika pelatihan kan juga butuh transportasi," ujarnya.

Pemprov Jakarta Ungkap Pemadaman Lampu Serentak Turunkan Emisi Karbon hingga 66,49 Ton

Bowo membenarkan bahwa dana yang dicairkan yakni Rp200 ribu per hari. Namun jumlah itu juga untuk menutupi dana operasional, yang terdiri dari transportasi, konsumsi dan honor. Oleh karena itu, selama latihan, pihak sekolah menanggulangi sejumlah biaya, seperti transportasi dan konsumsi.

"Di dalam 200 itu ada untuk konsumsi ada transportasi. Sekolah kan ngirim [penari] harus sewa bus. Ketika sewa bus yang ngirim, yang bayar siapa? Sekolah bayar sendiri, ya itu kan diambil dari bagian yang Rp200.000 itu. Jadi jangan anggap yang Rp200.000 itu jadi hak sepenuhnya untuk peserta didik," ujarnya.

Untuk memastikan persoalan ini tuntas dan diselesaikan dengan baik, Bowo mengatakan, Bidang Pendidikan Menengah di Disdik akan memanggil Kepala Sekolah dan mengumpulkan data.

"Wong laporan aja belum (dari jajarannya). kita baru cari info kok. itu bidang yang manggil. Bidang belum laporan. Bidangnya bidang SMA," lanjut Bowo.

Masalah cairnya honor untuk ribuan penari yang tampil membawakan tarian khas Aceh Ratoh Jaroe pada upacara pembukaan Asian Games 2018 tengah mengundang perhatian publik. Dua pekan setelah Asian Games rampung, sejumlah penari mengaku belum juga mendapatkan honor mereka.

Padahal penampilan para penari yang berasal dari 18 Sekolah Menengah Atas (SMA) di Jakarta itu telah membuat decak kagum dan menjadi pembicaraan warganet di dunia, terutama Asia.

Panitia Pelaksana menjelaskan bahwa jumlah uang operasional yang diberikan adalah Rp 200,000 per penari setiap kali latihan. Uang tersebut digunakan untuk mendukung persiapan dan latihan para penari, baik yang dilakukan di sekolah, stadion atau di tempat lain.

Mekanismenya adalah panitia membawar lewat transfer bank ke rekening sekolah asal penari. Panitia memastikan pembayaran uang operasional telah dilakukan sebanyak tiga kali, yakni pada bulan April, Juli dan terakhir 17 September lalu. (ren)

Penjabat (Pj) Gubernur Jakarta, Teguh Setyabudi

Pemprov Jakarta Bakal Kaji Wacana Kantin Sekolah Dipungut Pajak

DPRD Jakarta menilai kantin sekolah berpotensi menghasilkan pendapatan retribusi daerah.

img_title
VIVA.co.id
22 November 2024