Ada Pesta Seks ABG, Pengelola Margonda Residence 'Menghilang'
VIVA – Pengelola Apartemen Margonda Residence, Kota Depok, Jawa Barat, 'menghilang' setelah kepolisian melayangkan panggilan untuk pemeriksaan terkait terbongkarnya kasus prostitusi bermodus pesta seks anak baru gede alias ABG di hunian elite itu.
Menurut Kepala Satuan Reserse Kriminal Polres Kota Depok, Kompol Bintoro, tak ada seorang pun dari pengelola apartemen itu yang bersedia datang memenuhi panggilan pemeriksaan.
Bintoro mengatakan, tak ada keterangan resmi dari pengelola terkait ketidakhadiran mereka memenuhi panggilan itu.
"Kita sudah beberapa kali coba panggil, tapi mereka belum datang," kata Bintoro, Jumat, 24 Agustus 2018.
Penyidik kepolisian membutuhkan keterangan pengelola apartemen itu, karena kasus prostitusi sudah beberapa kali terjadi di Apartemen Margonda Residence, dan yang paling parahnya, pelakunya adalah wanita-wanita yang masih berusia di bawah umur. Rata-rata usia mereka antara 16 tahun sampai 17 tahun.
"Ini tentu jadi perhatian kami, karena rata-rata PSK nya di bawah umur. Rencana kami akan kembali memanggil pihak pengelola untuk dimintai keterangan," kata Bintoro
Tak hanya itu, pengelola Apartemen Margonda Residence hingga kini belum bersedia memberikan keterangan kepada wartawan. Bahkan, ketika sejumlah awak media mencoba mengkonfirmasi, pihak manajemen enggan menanggapi dengan alasan harus dilengkapi dengan surat yang resmi.
Seperti diketahui, Kamis kemarin, polisi membongkar lagi praktik prostitusi terselubung di apartemen itu. Sedikitnya ada tiga pria yang diduga kuat sebagai muncikari dan telah ditetapkan sebagai tersangka atas kasus ini. Mereka disinyalir kerap menyediakan jasa esek-esek dengan sejumlah PSK yang masih di bawah umur.
Dan pekan lalu, polisi juga sempat mengungkap kasus prostitusi terselubung di Apartemen Margonda Residence II dengan jumlah PSK remaja mencapai empat orang. Dan di Apartemen Margonda Residence 4, Satuan Polisi Pamong Praja (SatpolPP) Kota Depok juga sempat mengamankan sejumlah remaja yang diduga kuat sebagai PSK dengan sistem booking via online.
Rata-rata, tarif kencan singkat di apartemen itu kisaran Rp 700 ribu hingga Rp1 juta. Tarif itu sudah termasuk sewa kamar yang harganya Rp250 ribuan per hari. Hingga kini, sederet kasus tersebut masih dalam pengembangan aparat.