Keluarga Marbot Masjid Sesalkan Adik Mereka Jadi Korban Penganiayaan

Firmansyah alias Iyan, marbut atau pengurus masjid yang dituduh mencopet.
Sumber :
  • Istimewa

VIVA – Pihak keluarga Ali Achmad Firmansyah, marbot masjid yang mengalami tindakan penganiayaan oleh delapan orang di kawasan Lapangan Banteng, Sawah Besar, Jakarta Pusat, hingga saat ini mengaku belum mengetahui alasan anaknya dianiaya.

Pramono Janji Lanjutkan Program Umrah Gratis untuk Marbot Masjid Era Ahok

Herman Wijaya (53), ayah korban, mengaku, meski pihak kepolisian membeberkan kronologi saat-saat Iyan, sapaan akrab Ali Achmad Firmansyah, dianiaya akibat dituduh copet, dirinya sendiri belum mengetahui secara langsung hal tersebut dari pihak kepolisian.

"Itu semuanya yang tahu kan penyidik. Apa penyebabnya dibegitukan saya juga belum ada informasi dari polres," ujar dia saat dikonfirmasi VIVA, Rabu 22 Agustus 2018.

Top Trending: Pria Makan Nasi Basi Sambil Nangis hingga Marbot Cabuli Bocah 6 Tahun

Meski begitu, Hermansyah mengungkapkan, sejak dirinya melaporkan tindakan penganiayaan terhadapnya anaknya di Polres Metro Jakarta Pusat, pihak kepolisian sudah dengan cepat dan sigap memproses laporannya tersebut.

Dia pun berharap, supaya kasus ini cepat terungkap dan diproses secara sungguh-sungguh oleh pihak kepolisian. Sebab, dikatakannya, saat ini Iyan memiliki trauma yang mendalam.

Mulia! Nikita Mirzani Bakal Berangkatkan Penggali Kubur dan Marbot Umrah

"Harapan kita utamanya kasus ini diproses dengan sungguh-sungguh oleh polri. Saya alhamdulillah polri menanggapinya cepat. Dan saya berharap anak saya akan kembali pulih, karena sekarang kelihatan ramai sedikit jadi trauma," ungkapnya.

Diberitakan sebelumnya, Iyan dianiaya oleh para pelaku saat menyambangi acara Flora dan Fauna di Lapangan Banteng, Sawah Besar, Jakarta Pusat, karena di duga copet.

Para pelaku kemudian mengamankan Iyan di pos keamanan dengan memborgol dan mengikat korban. Dari hasil pengamanan tersebut, ditemukan di kantong korban uang sejumlah Rp2,4 juta yang menyebabkan Iyan dipukuli untuk mengaku bahwa uang tersebut hasil curiannya.

Namun begitu, kakak korban, Henni Irmala Sari menolak bahwa uang tersebut merupakan hasil curian adiknya, sebab dikatakannya uang tersebut merupakan tabungan korban yang memang selalu dibawanya.

"Iya benar uang tabungan dia Rp2,4 juta itu. Jumlah sebelumnya padahal Rp5,4 juta, yang ditemui Rp2,4 juta. Kesaksian sekuriti setempat memang Rp5,4 juta itu tapi setelah di Kedoyan cuma ada Rp2,4 juta," tutur dia kepada VIVA.

Sebelumnya, beredar informasi keluarga menyebarkan foto-foto Iyan dengan wajah babak belur dan tubuh penuh bekas sundutan rokok. Keluarga mempertanyakan hal tersebut karena menurut mereka Iyan adalah anak berkebutuhan khusus yang tak tahu tindakan yang dia lakukan.

Pengurus Ponpes An Nur, di Adab Auli korban pembakaran.(istimewa/VIVA)

Pengurus Ponpes di Langkat Dibakar Santri, Motifnya Sakit Hati

Motif seorang santri berinsial FAZ (17), yang tega membakar Pengurus Pondok Pesantren (ponpes) An Nur, di Kabupaten Langkat, bernama Adab Auli (19), dipicu dendam karena.

img_title
VIVA.co.id
10 Oktober 2024