Jak Angel Tewas Usai Nobar Persija, Diduga Dibunuh Pacar
- Foe Peace Simbolon - VIVA
VIVA – Seorang suporter perempuan klub sepak bola Persija Jakarta, atau yang lebih dikenal dengan sebutan Jak Angel bernama Sela Ramdona, meninggal dunia dengan cara tak wajar. Keluarga korban curiga gadis 23 itu dibunuh.
Sela diduga jadi korban pembunuhan oleh pacarnya, MNT alias T. Kakak kandung korban, Tusilawati menjelaskan awal mula sampai pihak keluarga menduga ada yang janggal di balik kematian Sela.
Kejadian itu berawal pada 24 April 2018, usai adik kesayangannya menonton pertandingan antara Persija vs Singapura bersama teman-temannya, di sebuah kafe di kawasan Kebayoran Lama, Jakarta Selatan.
Usai nonton bareng, Sela bersama sang kekasih juga teman-temannya pergi jalan ke kawasan Tanah Kusir, Jakarta Selatan pada tanggal 25 April 2018.
"Yang saya tahu, kan awalnya memang dia kan pamit pergi nobar sama cowoknya di Kebayoran. Pas pamit, ketika malam jam setengah tiga, keluarga dikabarin sama cowoknya sudah lagi terkapar sekarat di rumah sakit," ujar dia di Markas Polres Jakarta Selatan, Senin 25 Juni 2018.
Di sana, pacar Sela mengatakan, kalau Sela sampai meninggal dunia karena terserempet saat diboncengi naik sepeda motor hingga akhirnya terjatuh dan meninggal dunia. Saat di rumah sakit, ia dan orangtua Sela belum sempat melihat jasad korban.
Keluarga pun mengambil keputusan untuk melihat jasad korban di rumah duka. ketika akan dimandikan. Yang ada dalam pikiran keluarga, kalau seseorang terserempet kemudian jatuh dari sepeda motor pasti mengalami luka mengerikan.
"Sampai di rumah benar-benar mulus. Enggak ada sama sekali unsur kecelakaan seperti apa. Yang ada bengkak di sebelah mata kirinya sama di sini pendarahan di sebelah kanan kepalanya," kata dia.
Kecurigaan makin jadi manakala usai jasad adiknya dimakamkan, pacar adiknya datang ke rumah dan berkata kalau Sela tak terlibat kecelakaan, melainkan lompat dari atas sepeda motor saat diboncengi, lantaran cek-cok.
"Katanya memang bukan kecelakaan, tetapi ada keributan. Kita ribut, nah si almarhum itu jatuh dari motor. Loncat dia bilangnya, loncat menjatuhkan diri dengan kecepatan 40 km perjam," ucapnya.
Tetapi, pihak keluarga semakin tak percaya, lantaran keterangan MNT yang berubah-ubah. Keluarga curiga ada yang dilakukan MNT pada Sela.
"Kalau pun jatuh, juga itu pasti ada lah yang namanya jatuh di aspal kan, nah ini enggak ada sama sekali. Makanya, saya bilang, 'lu pukul itu kenapa mata sebelahnya bengkak?'. 'Enggak, enggak saya pukul'. Sudah dia bilang seperti itu. Sudah sampai di situ," kata dia lagi.
Sementara itu, kuasa hukum pihak keluarga Sela, Dennis Wibowo menyayangkan Kepolisian yang belum melakukan proses autopsi terhadap jasad korban. Padahal, hasil autopsi diperlukan untuk membeberkan apa sebenarnya penyebab kematian korban.
"Hingga saat ini, belum diautopsi oleh pihak Kepolisian Resor Jakarta Selatan. Lambannya autopsi dan pelaku juga belum ditangkap, sednmgkan pihak Persija hingga saat ini tidak bisa memberikan keterangan," kata dia.
Maka dari itu, pihaknya hari ini mendatangi Polres Metro Jakarta Selatan untuk mendorong agar kasus cepat terungkap. Keluarga juga menyesali, karena belum terbongkar dan harapan agar banyak pihak terkait bisa mengungkap karena sudah dua bulan belum terungkap.
"Seharusnya pelaku sudah ditangkap, karena dugaan penganiayaan berat atau pembunuhan pasal 351 dan atau 338 KUHP Pidana tentang pembunuhan dengan ancaman maksimal 15 tahun penjara," ucapnya.