Pengunjung Ragunan Lempar Makanan ke Satwa, Jangan Ditiru
- VIVA/Dinia Adrianjara
VIVA – Taman Margasatwa Ragunan di kawasan Jakarta Selatan termasuk masih menjadi primadona tujuan liburan para warga Ibu Kota Jakarta menghabiskan libur Lebaran 2018.Â
Hingga H+4, Selasa, 19 Juni 2018, pantauan VIVA di lokasi, semua kandang hewan nyaris dipadati para pengunjung baik wisatawan dewasa maupun anak-anak. Tempat parkir kendaraan dari berbagai penjuru pintu masuk pun hampir tak ada yang kosong.
Kebanyakan dari mereka berkunjung bersama keluarga.
Cuaca sampai siang ini terbilang terik namun pengunjung tetap ramai mengunjungi kandang satwa.
 Â
Sayangnya, tidak semua kandang dapat diawasi dengan ketat para petugas ?sehingga para pengunjung terkesan bebas memberikan makanan dari luar kandang.
Gajah, orang utan, dan beberapa jenis burung-burung besar misalnya menurut pantauan VIVA, dilempari sisa makanan oleh pengunjung dengan maksud memberi makan. Padahal sudah banyak tertulis baik spanduk serta papan peringatan, baik di sepanjang jalan maupun depan kandang untuk tidak memberikan makanan kepada para satwa di Ragunan.
Ditanyai di lokasi, beragam alasan pengunjung nekat memberi makanan kepada satwa. Dari sekadar iseng, kasihan, sampai hanya ingin bisa memfoto hewan-hewan tersebut dari jarak yang dekat.
Rudi, warga Jakarta, misalnya. Berbincang dengan awak media, pemuda yang datang bersama keluarganya itu sembarangan memberi makan gajah karena ingin mendapatkan foto dari jarak dekat.
"Tadi liat orang-orang juga begitu, biar fotonya bagus," ujarnya.
Dia mengaku sadar aksinya itu sebenarnya dilarang namun karena ?tidak ada teguran dan banyak pengunjung lainnya yang memberi makan, akhirnya ikut dilakukan Rudi.
"Lagian juga cuma dikit doang kok (makanannya) enggak apa-apa, dari tadi juga banyak yang begitu," ujar dia.
Sementara jumlah petugas di kandang gajah terbilang minim. Terpantau ada 2 hingga 3 orang petugas pengawas. Itu pun tidak dapat menjangkau seluruh areal putaran kandang lantaran volume pengunjung sangat padat.
Pemandangan yang sama juga tampak di sekitar kandang orang utan. Banyak pengunjung yang ingin orang utan melihat ke arahnya sampai akhirnya melemparkan sisa-sisa buah dan makanan. Hanya, karena kandang orang utan tidak terlalu besar dan masih terjangkau oleh para petugas, maka melalui sebuah alat pengeras suara, berkali-kali pengunjung mendapat teguran.Â