Dirut RS Tarakan Bantah Sembunyikan Penyebab Kematian Rizky
- ANTARA/Hafidz Mubarak A
VIVA – Direktur Utama Rumah Sakit Tarakan Togi Asman Sinaga membantah isu yang beredar bahwa pihaknya menutupi penyebab kematian Rizky. Bocah berusia 10 tahun itu tewas dalam insiden berdesakan saat pembagian sembako di Monas pada 28 April 2018.
Menurut Togi, sejak Rizky dipastikan meninggal dunia, tim dokter langsung mengisi surat keterangan kematian. "Ada tiga lembar yang harus diisi. Dua lembar diisi oleh dokter, satu lembar lagi diisi oleh pihak administrasi. Sebab, setelah korban meninggal dunia, ia tak langsung pindah ke kamar jenazah, namun masih di ruang ICU dulu," ujar Togi saat berbicara di acara Indonesia Lawyers Club yang bertema "Tragedi Monas, Dibalik Ikhlasnya Ibu Korban," yang ditayangkan tvOne, Selasa, 8 Mei 2018.
Togi menambahkan, di lembar pertama memang tak disampaikan penyebab kematian. Tapi itu bukan karena tak disampaikan atau tak dituliskan. "Tapi pada kejadian, setelah korban meninggal keluarga langsung ingin dibawa pulang. Namun prosedur rumah sakit, kolom pertama harus diisi oleh petugas administrasi dan belum berkoordinasi sehingga penyebab kematian belum tertulis," ujarnya.
Ia mengatakan penyebab kematian Rizky adalah gagal napas, kejang, dan panas tinggi. Diduga gagal napas dan kejang terjadi karena panas yang tinggi. Tapi untuk memastikan apa sesungguhnya penyebabnya, harus dilakukan autopsi internal.
Togi juga memastikan bahwa pihaknya siap bekerja sama dengan kepolisian untuk membantu mengungkap sebab kematian Rizky.
"Pada tanggal 3 Mei kami dapat surat panggilan dari Polda Metro untuk melakukan penyidikan. Dokter UGD dan ICU sudah dipanggil dan diperiksa sekitar 10 jam. Semua informasi sudah diserahkan ke kepolisian," ujar Togi.