Misteri Kode Gelang dan Kasus Sembako Monas
- ANTARA/Hafidz Mubarak A
VIVA – Kasus dugaan intimidasi di arena car free day (CFD) dan perkara pembagian sembako di Monas, masih menjadi berita di seputar Jakarta yang menarik perhatian pembaca, Kamis, 3 Mei 2018.
Dua kejadian itu terjadi beriringan. Pembagian sembako digelar Forum Untukmu Indonesia (FUI), pada Sabtu, 28 April 2018. Dua orang yaitu, Mahesha Junaedi dan Rizki mengembuskan napas terakhir diduga akibat berdesakan saat mengantre sembako.
Sementara itu, dugaan intimidasi sejumlah pria berkaus #2019GantiPresiden terhadap seorang pria dan perempuan berkaus #DiaSibukKerja, terjadi pada Minggu, 29 April 2018.
Kedua kasus tersebut terus bergulir. Teranyar, aktivis Muhammadiyah, Mustafa Nahrawardaya, menceritakan kejanggalan peristiwa yang berujung dugaan intimidasi itu. Pria yang juga pegiat media sosial itu heran dengan acara CFD tersebut.
"Saya memang pagi jam 9, turun dari hotel. Saya lihat berbau yang tidak sedap, ada beberapa orang asing yang aneh," kata Mustofa dikutip dari acara Dua Sisi, tvOne, Kamis, 3 Mei 2018.
Mustafa mengaku penasaran dengan gambar video peristiwa dugaan intimidasi tersebut yang beredar luas di media sosial. Dari gambar video tersebut, ia menemukan ada fakta yang membuatnya berargumen bahwa peristiwa intimidasi itu janggal. Baca: Misteri Kode Gelang Intimidasi di Car Free Day.
Saat ini, kepolisian masih terus mendalami kasus dugaan intimidasi tersebut. Kepala Divisi Hubungan Masyarakat Polri, Inspektur Jenderal Polisi Setyo Wasisto mengatakan, hingga kini sudah ada tiga laporan yang diterima di Polda Metro Jaya. Polisi masih terus melakukan pendalaman untuk menentukan tersangka dalam kasus tersebut.
Adapun pada kasus bagi sembako itu, polisi masih melakukan penyelidikan terkait kematian dua bocah tersebut. Penyidik akan memeriksa sejumlah pihak sebagai saksi. Mulai dari penyelenggara bagi-bagi sembako, keluarga korban hingga Wakil Gubernur DKI Jakarta, Sandiaga Uno.
"Tidak menutup kemungkinan, Wagub pun akan kami undang," ujar Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Metro Jaya, Komisaris Besar Polisi Argo Yuwono di Markas Polda Metro Jaya, Kamis, 3 Mei 2018.
Argo menuturkan, penyelidikan kematian dua bocah itu dilakukan dengan membentuk tim khusus, gabungan dari penyidik Polda Metro Jaya, Polres Metro Jakarta Pusat, dan Polsek Metro Gambir. Baca: Dua Bocah Tewas di Monas, Polisi Akan Periksa Sandiaga
Wakil Gubernur DKI Jakarta, Sandiaga Salahuddin Uno siap memenuhi panggilan polisi. "Ya tentunya kami akan kooperatif sekali dan akan berikan keterangan sesuai dengan apa yang diminta Polda Metro Jaya," katanya di kawasan Dharmawangsa, Kebayoran Baru, Jakarta
Selatan, Kamis, 3 Mei 2018.
Sandiaga menyerahkan sepenuhnya kepada kepolisian untuk melakukan pengusutan kasus tersebut. Ia berharap, semoga polisi dapat mengusut dengan tuntas kasus tersebut.
"Karena tentunya pihak kepolisian menuntut keadilan dan mudah-mudahan kepolisian dengan mengambil keterangan klarifikasi dari berbagai pihak bisa mencari kebenaran," katanya.
Dalam kesempatan terpisah, Sandiaga meminta kepada seluruh pihak, agar tidak mempolitisasi kasus bagi-bagi sembako di Monas itu. Kejadian tersebut merupakan sebuah keprihatinan dan menjadi pelajaran untuk ke depannya.
"Ini keprihatinan tinggi kita kepada keluarga ananda Mahesa dan ananda Rizki. Mari kita tidak mempolitisasi musibah ini," kata Sandiaga di Pasar Pelita, Jakarta Utara, Kamis, 3 Mei 2018.
Menurut Sandiaga, hal tersebut membuat miris. Dia meminta kepada seluruh masyarakat menjadikan peristiwa ini untuk saling introspeksi diri. Baca berita selengkapnya di sini.