RSUD Tarakan Tak Sebut Sebab Kematian Korban Sembako Monas
- ANTARA/Hafidz Mubarak A
VIVA – Muhammad Fayyadh, kuasa hukum Komariah (49), ibu Muhammad Rizki Saputra (10) bocah yang tewas usai pembagian sembako di Monumen Nasional (Monas) pada Sabtu, 28 April 2018 lalu menyesalkan sikap RSUD Tarakan yang tak memberikan penjelasan soal penyebab kematian Rizki.
"Tidak disampaikan (penyebab kematian). Hanya surat pengantar kematian berisi identitas korban. Tapi penyebab kematian tidak disebutkan," kata Fayyadh di Bareskrim Polri, Jalan Medan Merdeka Timur, Jakarta Pusat, Rabu 2 Mei 2018.
Untuk itu, usai melaporkan ketua panita penyelenggara ke pihak kepolisian, dia akan menemui Direktur RSUD Tarakan untuk meminta penjelasan penyebab kematian anaknya. "Saya habis ini mau ke RSUD Tarakan untuk menemui Direktur RSUD terkait surat kematian yang dikeluarkan tidak mencantumkan penyebab kematiannya," ujarnya.
Dugaan sementara dari pihak keluarga, korban Rizki tewas karena berdesakan dan terinjak oleh ribuan orang yang datang di acara tersebut.
Ia menyatakan di lokasi pembagian sembako memang ada aparat kepolisian, TNI maupun Satpol PP. Namun, jumlah aparat tak sebanding dengan jumlah massa. Hal itu yang diduga menjadi penyebab ricuhnya pembagian sembako tersebut.
"Polisi, Satpol PP, dan TNI ada, hanya jumlahnya tidak sebanding dengan peserta. Jadi panitia kewalahan," ujarnya.
Mengenai alasan Komariah mengajak anaknya ke acara tersebut, Muhammad Fayyadh menjelaskan bahwa dalam kesehariannya korban memang tak bisa lepas dari sang ibu. Selain itu, pada saat dibagikan sembako, Komariah diimingi bahwa acara tersebut banyak hadiah dan makanan.
"Karena keseharian anak tidak bisa lepas ibu. Karena anak itu mempunyai kekurangan jadi tidak bisa jauh dan orang yang memberikan kupon memberitahu bahwa 'anaknya ajak saja Bu, biar di sana senang-senang, makan, sembako dan ada hadiah. Jangan di rumah saja'," katanya.
Untuk korban satu lagi bernama Mahesa Junaedi, ia menuturkan masih akan membicarakan dengan pihak keluarga apakah akan ikut melaporkan kejadian ini.
Dengan adanya laporan ini, Muhammad Fayyadh optimistis pihak kepolisian dapat mengusut tuntas kasus ini. "Optimis sekali karena sudah jelas acara ini mengakibatkan matinya orang lain dan itu harus diusut tuntas tanpa harus ada laporan korban," ujarnya.
Sekadar diketahui pesta rakyat dan bagi-bagi sembako di Monas Jakarta Pusat yang diadakan Forum Untukmu Indonesia pada Sabtu 28 April 2018, memakan korban. Dua anak bernama Mahesha Junaedi dan Rizki menghembuskan napas terakhirnya usai mengantre sembako di ikon kota Jakarta tersebut.