Visualisasi Jalan Salib Katedral Usung Misi Kebhinekaan

Suasana Ibadah Jumat Agung di Gereja Katedral, Jumat, 30 Maret 2018.
Sumber :
  • VIVA.co.id/ Agus Rahmat.

VIVA - Ibadah Jumat Agung di Gereja Katedral, Jakarta, pada pukul 09.00 WIB diisi dengan visualisasi jalan salib. Visualisasi ini diperagakan oleh Orang Muda Katolik Katedral (OMK), Jumat, 30 Maret 2018. Mereka sudah melakukan longmarch sejak pagi sekitar pukul 06.00 WIB.

Paus Fransiskus Gunakan Pesawat Garuda Indonesia Menuju ke Papua Nugini

"Pada hari ini kita memasuki ibadat penghormatan salib pada Jumat Agung ini. Jadi pada pukul 09.00 kita akan mengawali ibadat jalan salib seperti biasanya. Yang biasanya setiap tahun diadakan dua kali pada hari ini hanya satu kali," ujar Susyana Suwadie, Humas Gereja Katedral.

Visualisasi ini memperagakan runtutan kisah Yesus semasa hidup. Hingga kemudian, saat ia disalib. Selain peragaan oleh OMK, ada juga visualisasi dari tayangan. Di mana diperlihatkan, detik-detik penyaliban.

2 Pesan Paus Fransiskus Untuk Rakyat Indonesia

"Intinya inilah puncak di mana Kristus sengsara wafat dan disalibkan untuk menebus umat manusia. Untuk itu kita semua mengadakan sebuah renungan dalam bentuk tiga bagian," katanya.

Yang pertama, lanjut Susyana, ibadat sabda di mana umat memberikan kekuatan iman atas wafatnya Kristus bagi seluruh umat.

Keramahan dan Kehangatan Paus Fransiskus di Masjid Istiqlal

Kedua, penghormatan salib. Di mana umat maju perorang untuk mencium salib sebagai lambang Kristus telah mengorbankan dirinya untuk menebus umat manusia.

"Kemudian baru ditutup dengan komuni. Komuni itu di mana umat memetik buah dari salib kesengsaraan Kristus dan wafatnya Kristus. Memetik buah kemenangan karena nanti Kristus akan bangkit di Hari Paskah," katanya.

Di akhir visualisasi ketika Yesus disalib dan meninggal, OMK kemudian menyampaikan pesan-pesan perdamaian. Di mana, Indonesia adalah negara yang subur dan beraneka ragam.

Dia menyampaikan Indonesia bukan milik kelompok atau agama tertentu, tapi milik semua orang. Dia berharap tidak ada lagi diskriminasi atas nama kelompok, etnis dan atau agama.

Sebab, Indonesia adalah negara yang dibangun atas perbedaan. Bukan persamaan yang menyatukan Indonesia, tetapi perbedaan.

"Bimbinglah kami agar kami bisa menerima dan mempertahankan perbedaan ini," kata salah seorang OMK.

Dengan perbedaan, diharapkan bisa terus bergandengan tangan dalam membawa Indonesia lebih baik. "Bukan menjadi pemecah belah kami, amin," kata dia.

Ada 1.200 jemaah yang hadir. Namun diperkirakan, puncaknya pada ibadat jam 12.00 WIB nanti.

"Biasanya misa-misa di pukul 12.00 itu akan cukup banyak dipadati umat. Kemudian juga jam kedua juga biasanya umat akan padat sekali. Tapi karena secara keseluruhan Katedral sebagai gereja induk jadi banyak sekali paroki-paroki lain yang umatnya datang untuk mengikuti ibadat pada hari ini," tutur Susyana.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya