Earth Hour di Jakarta Menghemat Listrik 170 Megawatt
- ANTARA FOTO/Reno Esnir
VIVA – Earth Hour atau penghematan energi selama satu jam dari pukul 20.30 WIB hingga pukul 23.30 WIB berdampak terhadap penghematan energi listrik di Jakarta.
Menurut Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan, penghematan listrik di tahun 2017 dari sisi konsumsi listrik selama Earth Hour 2017, sebesar 157 megawatt. Sementara itu, tahun ini, di jam yang sama, berhasil menghemat lebih besar menjadi 169,9 megawatt.
"Ini bisa dibilang 170 megawatt kalau dibulatkan," kata Anies di Balai Kota DKI Jakarta.
Tak hanya itu, dampak dari penghematan energi listrik selama satu jam ini bisa menghemat keuangan negara. "Kemudian penghematan nilai rupiahnya tahun lalu Rp172 juta dan tahun ini menjadi Rp249 juta," ujarnya.
Selain itu, kata dia, bicara tentang efek rumah kaca maka tahun lalu penghematan emisi 112 ton karbondioksida, dan pada tahun ini menjadi 122 ton karbondioksida.
"Jadi, Alhamdulillah, artinya terjadi peningkatan dan harapannya ke depan akan lebih besar lagi kesadaran kita, bukan hanya satu jam Earth Hour tetapi dalam keseharian kita," ujarnya.
Sebelumnya, Anies Baswedan memadamkan seluruh lampu di kantor Balai Kota DKI Jakarta, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, pada Sabtu malam, 24 Maret 2018, bertepatan dengan pukul 20.30 hingga 21.30 WIB. DKI ikut serta dalam Earth Hour atau penghematan energi.
Gedung perkantoran yang dimatikan Balai Kota DKI Jakarta, kantor Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) DKI Jakarta serta lampu Jalan Medan Merdeka Selatan.
Adapun tujuh ikon kota Jakarta yang diminta ikut serta dalam peringatan Earth Hour yaitu gedung Balai Kota DKI Jakarta, Monumen Nasional (Monas), Patung Arjuna Wiwaha, Bundaran Hotel Indonesia (HI), kawasan Patung Pemuda, Patung Pahlawan, dan Patung Jenderal Sudirman.