Sandiaga Minta Penyedotan Air Tanah di Jakarta Dihentikan
- Anwar Sadat
VIVA – Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno menyebut, kondisi penurunan muka tanah di Ibu Kota makin mengkhawatirkan. Penyedotan air tanah secara berlebihan menjadi salah satu penyebab utama.
Ia mengatakan, kondisi Jakarta saat ini hampir serupa dengan kota Tokyo, Jepang, sekitar tahun 1960. "Tokyo melakukan penyetopan penurunan muka tanahnya karena menyetop juga pengambilan air tanah dan itu harus diikuti dengan pipanisasi," kata Sandiaga di kantor Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Jakarta, Selasa 13 Maret 2018.
Menurut Sandiaga, Kementerian PUPR mendukung langkah pemerintah Jakarta untuk mengurangi konsumsi air tanah, baik itu keperluan rumah tangga atau pun gedung bertingkat.
Atas inspeksi mendadak yang dilakukan Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan, kemarin, kesadaran masyarakat akan pentingnya lingkungan semakin terbuka dan diharapkan menjadi sebuah gerakan. "Dan diharapkan bisa diikuti menjadi sebuah gerakan,” ujarnya berharap..
Selain itu, kata Sandiaga, pihaknya juga mendorong percepatan pembangunan Sistem Penyediaan Air Minum atau SPAM I Jatiluhur.
Ia sepakat pembangunan itu melibatkan sektor swasta atau Kerjasama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU).
"Salah satu yang dibicarakan adalah proyek SPAM 1 untuk penyediaan air baku. Kita sepakat juga skema KPBU dengan percepatan untuk segera diimplementasikan." (mus)