Ada Ustaz Ditusuk Wanita, FPI Bantu Polisi Jaga Masjid

Pelaku penganiaya ustaz dibekuk di Sawangan, Depok, Jawa Barat.
Sumber :
  • VIVA/Zahrul Darmawan

VIVA – Organisasi masyarakat dari Front Pembela Islam akan membantu kepolisian untuk menjaga tokoh agama seperti ulama, kiai dan ustaz dari tindak kriminal, terutama di tempat-tempat ibadah.

Memaafkan Tapi Pilih Tak Komunikasi dengan Orang yang Menyakiti, Bolehkah? Begini Kata Ustaz

Pernyataan ini disampaikan pengurus DPP FPI Kota Depok, Idrus Al Gadri, menyusul terjadi tindak kekerasan yang menimpa seorang ustaz di Sawangan.

"Menjaga ulama itu kewajiban kita, apalagi dengan kejadian kayak begini ya semakin kencang. Semua DKM (Dewan Kemakmuran Masjid) yang ada di Depok, kita koordinasikan untuk dijaga," kata Idrus, Selasa, 13 Maret 2018.

Berkaca dari Baim yang Suka Bandingkan Istri, Ulama: Harus Siap Dibandingkan Juga dengan Suami Orang

Menurut Idrus, ada lima sampai tujuh anggota FPI yang bakal membantu menjaga masjid dan musala bersama dengan petugas keamanan.

"Minimal lima sampai tujuh orang, tapi enggak mencolok," kata Idrus.

Ustaz di Parepare Provokasi Warga Muslim Tolak SD Kristen, Ancam Perang Seperti di Poso

Sementara itu, polisi  menaruh perhatian serius atas kasus penganiayaan yang dilakukan wanita terduga stres terhadap Ustaz Abdul Rochman di Masjid Darul Muttaqin, Perumahan Bumi Sawangan Indah I, Kecamatan Sawangan, Depok.

FPI di aksi solidaritas muslim Rohingya

Terkait hal ini, polisi mengimbau masyarakat untuk meningkatkan sistem keamanan lingkungan dan tidak mudah terpengaruh dengan berita yang belum jelas kebenarannya.

"Tentu imbauannya pada masyarakat adalah, agar tetap waspada terhadap setiap orang yang mungkin dianggap mencurigakan. Namun kewaspadaannya jangan berlebihan, karena akan berdampak kurang bagus,” kata Kapolresta Depok, Komisaris Besar Didik Sugiyarto.

Selain itu, kata Didik, hal yang perlu diperhatikan yaitu meningkatkan keamanan diri sendiri maupun lingkungan.

"Kita kepolisian sedang memberdayakan pengamanan swakarsa yang ada di lingkungan tempat tinggal,  seperti poskamling, pos satpam dan sebagainya untuk lebih mengikatkan pengamanan," katanya.

Tak hanya itu, Didik juga berpesan pada masyarakat ikut mengawasi kehadiran orang baru dengan menanyakan latar belakang atau identitas yang bersangkutan.

"Ini penting untuk mengurangi peluang orang-orang yang akan berbuat jahat," ujarnya.

Kepala Polresta Depok, Ajun Komisaris Besar Polisi Didik Sugiyarto, dalam konferensi pers tentang penangkapan anggota Gengster Jembatan Mampang alias Geng Jepang pada Selasa, 26 Desember 2017.

Namun, di balik itu semua, lanjut Didik, masyarakat harus tetap tenang dan juga menginformasikan kejadian dengan arif dan bijak. Menurutnya, informasi yang menyejukkan akan membuat masyarakat kondusif.

"Gunakan medsos secara bijak agar berita-berita yang beredar di masyarakat berisi informasi yang benar adanya," kata Didik.   

Untuk diketahui, sejauh ini polisi telah memeriksa sedikitnya lima saksi. Mereka di antaranya, korban dan beberapa jemaah yang berada di lokasi kejadian.

"Jadi setelah kita lakukan olah TKP kemudian penyidik melakukan pemeriksaan saksi-saksi. Sudah ada lima orang saksi yang kami mintai keterangan, termasuk korban dan beberapa saksi yang ada pada saat peristiwa itu terjadi, termasuk juga ketua DKM, Ustaz Gufron," kata Didik

Penyerangan yang dilakukan Vivi terjadi pada saat korban sedang menunaikan Salat Subuh, Minggu, 11 Maret 2018. Pelaku, menyerang korban dengan sebilah pisau yang diarahkan ke leher. Beruntung, hal itu diketahui anak korban yang langsung berteriak histeris

"Pas saya tengok, pisaunya kena pipi. Dia incarnya leher kali, langsung saya tangkap gelut dah kita. Berantem benaran, sempat saya pukul dan akhirnya diamankan jemaah," kata Abdul saat ditemui di kediamannya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya