Polisi Lacak Komunikasi Terakhir Bos Matahari Sebelum Tewas
- ANTARA Foto/Wira Suryantala
VIVA – Keluarga menolak untuk dilakukan autopsi terhadap jenazah Hari Darmawan. Kepolisian masih tetap menyelidiki penyebab kematian bos Matahari Departement Store itu.
Sejauh ini, polisi telah melakukan pemeriksaan di lokasi ditemukannya jasad Hari, yakni di aliran Sungai Ciliwung, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Polisi juga sudah meminta keterangan dari 11 saksi.
"Kami masih lanjut penyelidikan, total saksi ada 11 nanti kami akan kumpulkan dan rekonstruksi ulang lagi," kata Kepala Polres Bogor, AKBP Andi Moch Dicky, Selasa, 13 Maret 2018.
Selain itu, kata Dicky, penyidik juga akan berusaha melacak data komunikasi terakhir Hari Darmawan sebelum ditemukan tewas. Polisi berencana meminta data itu ke provider penyedia layanan komunikasi.
Sebab, telepon genggam milik Hari Darmawan, hingga saat ini belum juga ditemukan. Dugaan sementara telepon genggam Hari hanyut terbawa arus Sungai Ciliwung.
"Kami tanyakan provider apakah pembicaraan yang ada di telepon sebelumnya," kata Dicky.
Menurut Dicky, memang dari hasil visum pada jenazah Hari Darmawan, ditemukan sejumlah lebam di tubuhnya. Hanya saja tidak ditemukan bukti kekerasan fisik.
"Kami menemukannya, tapi cenderung kepada lebam akibat benturan seperti goresan itu," ujarnya.
Dari hasil olah tempat kejadian perkara ditemukannya jasad Hari, polisi sudah mengamankan barang bukti berupa kertas, uang tunai dan sepatu sebelah kiri yang dipakai Hari. Sementara barang yang belum ditemukan yakni telepon genggam dan tas.
"Yang hilang itu tas masih kami cari. Handphone-nya juga belum ditemukan nanti kami cari juga," ujarnya.
Seperti diketahui, Hari Darmawan merupakan pendiri Matahari Departement Store. Ia juga merupakan pemilik Taman Wisata Matahari.
Ia ditemukan tewas di Sungai Ciliwung, Sabtu pagi, 10 Maret 2018. Saat itu, Hari Darmawan tengah beristirahat di salah satu vilanya di kawasan Cilember, tepatnya di daerah Hankam. (one)