Kakek Cabuli 6 Bocah dengan Iming-iming Main PS Gratis
- VIVA/Sherly
VIVA – Dahlan (62) kakek enam cucu diamankan aparat Kepolisian setelah tega melakukan pelecehan seksual terhadap enam bocah di tempat usaha rental playstation alias PS milik anaknya di Jalan Kecipir Raya, Kecamatan Cibodas, Kota Tangerang, Banten.
Penangkapan tersebut dilakukan setelah salah satu korban mengadu ke orangtuanya hingga orangtua korban melapor ke Polres Metro Tangerang Kota.
"Kami dapat laporan, kemudian kami lakukan penyelidikan dan nyatanya yang bersangkutan mengakui perbuatannya," kata Wakapolres Metro Tangerang Kota, AKBP Harley Silalahi, di Tangerang, Selasa, 6 Maret 2018.
Diketahui, Dahlan telah melakukan hal tersebut pada enam anak yang berkisar umur 12 hingga 15 tahun sejak tahun 2016 hingga 2018.
"Sejauh ini dari hasil laporan dan pemeriksaan, tersangka mengaku hanya melakukan pelecehan pada enam anak sebanyak tujuh kali. Namun kami akan meminta pada masyarakat untuk segera melapor apabila diketahui, menjadi salah satu korban Dahlan," ungkapnya.
Dari pengakuan Dahlan, pelecehan seksual yang dilakukannya yakni menyentuh intens alat kelamin para korban.
"Saya memang hanya tertarik dengan anak kecil lelaki. Tidak dengan perempuan. Kalau pun di tempat saya ada anak lelaki yang dijahatin, saya pasti marah," kata Dahlan.
Dahlan mengaku melakukan hal itu setelah sang istri mengalami menopause hingga membuatnya mengincar anak-anak lelaki.
"Enggak tahu kenapa saya lebih suka anak lelaki, tapi saya enggak menyodomi mereka karena saya enggak mau mereka kesakitan," kata dia lagi.
Akibat perbuatannya, Dahlan harus mendekam di tahanan dan dijerat dengan Undang Undang 35 Tahun 2014 tentang Perlindungan Anak dengan ancaman 15 tahun penjara.
Dia mencabuli enam bocah lelaki di lokasi usaha rental PS di kawasan Cibodasari Kota Tangerang dengan cara para korban diberikan bermain PS gratis. Pria dengan tiga anak ini meluapkan hasrat menyimpangnya dengan modus tersebut.
"Modusnya ya rental PS ini yang ada sejak 2016," lanjut AKBP Harley Silalahi.
Â
