Normalisasi Sungai Ciliwung Tersisa 19 Kilometer Lagi
- ANTARA FOTO/Hafidz Mubarok A
VIVA – Normalisasi Sungai Ciliwung sudah sangat mendesak dilakukan. Setidaknya sejak normalisasi dilakukan di tahun 2013, sampai saat ini masih tersisa beberapa wilayah yang belum dilakukan untuk pembetonan dan relokasi warga di bantaran sungai.
Padahal, peristiwa banjir di Ibu Kota terus terjadi, walaupun adanya pengurangan titik-titik genangan.
"Sementara jumlah Sungai tidak pernah tambah, malah cenderung ada sendimentasinya," kata Kepala Balai Besar Wilayah Sungai Ciliwung Cisadane (BBWSCC), Jarot Widyoko saat menyampaikan paparan di kantornya Jalan Inspeksi Saluran Tarum Barat, Jakarta, Jumat 9 Februari 2018.
Jarot menyampaikan, normalisasi Sungai Ciliwung yang telah dilakukan oleh BBWSCC sampai saat ini telah mencapai 16 kilometer. Jumlah itu masih tersisa 19 kilometer lagi. Pembebasan lahan merupakan persoalan utama untuk mengembalikan lebar sungai yang telah diokupasi bangunan.
Soal pembebasan lahan, Jarot mengutarakan kewenangan mengenai hal itu berada di tangan Pemerintah Provinsi DKI. "Dampak normalisasi sungai yang sudah nyata terlihat SMA 8 dan kawasan Bukit Duri tidak banjir lagi," ujarnya menjelaskan.
Selain normalisasi sungai, BBWSCC, juga tengah membangun dua Bendungan di Ciawi dan Sukamahi. Walaupun perkembangan proyek cenderung lamban, akibat pembebasan lahan dan proses administrasi pengucuran pendanaan proyek senilai Rp2 triliun itu.
Namun, Ia meyakini dua bendungan yang dikhususkan tempat pengendali air banjir itu rampung di akhir tahun 2019. "Jadi kalau ada hujan, kita hanya mengurangi dan mengeliminir." (mus)