Menguak Ilmu Getar Kopassus Temukan Mayat dan Radiasi Nuklir

Anggota Kopassus cari korban longsor Cijeruk pakai ilmu getar
Sumber :
  • Dokumentasi Kopassus

VIVA – Operasi pencarian dan penyelamatan korban tertimbun tanah longsor di Kecamatan Cijeruk, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, akhirnya resmi dihentikan seiring telah ditemukannya keseluruh korban.

Dalam operasi SAR yang berlangsung selama tiga hari itu, banyak cerita heroik dan unik yang terjadi, salah satunya tentang seorang anggota TNI dari Komando Pasukan Khusus atau Kopassus, yang berhasil menemukan dua jasad dengan mengandalkan ilmu getaran yang dimilikinya.

"Praka Pujiono dengan ilmu getar Merpati Putih ini yang berhasil menemukan keberadaan korban tewas yang tertimbun material," kata Komandan batalyon 14 Grup 1 Kopassus, Mayor Inf. Wahyo Yuniartoto kepada VIVA.

Secara akal sehat, sebenarnya tak mudah bisa mendeteksi keberadaan jasad korban yang tertimbun di bahwa material longsor. Apalagi Praka Pujiono saat itu melacak keberadaan korban dengan ilmu getaran dalam jarak 15 meter.

Tapi, karena Praka Pujiono terus menempa ilmu itu dengan pelatihan rutin, akhirnya hal yang dirasa tak bisa dilakukan manusia, bisa terwujud di lokasi longsor Cijeruk.

Wahyo mengungkapkan, untuk dapat memiliki kemampuan seperti yang ada pada diri Praka Pujiono bukan hal yang mudah. Dibutuhkan waktu bertahun-tahun untuk menguasainya

Pelatihannya pun dibagi menjadi beberapa metode. Untuk ilmu dasar itu ditekuni selama satu tahun, kemudian naik level dalam waktu empat bulan. Kekuatannya dipisahkan antara power dan getaran.

"Jadi ketika tenaga dalam sudah ditransfer dan menyatu dengan alam, maka aura korban pun muncul dan semakin mudah dideteksi. Semakin dekat dengan yang dicari maka getarannya semakin kuat," kata dia.

Wahyo menambahkan, tak hanya mencari korban dalam suatu peristiwa alam. Pemilik ilmu tegar tersebut juga bisa mencari benda logam yang ada di dalam hutan belantara.

Selain mencari korban, ilmu getar tersebut ternyata bisa  juga untuk pengobatan. Aksi Pujiono pun sempat dipamerkan dalam beberapa acara besar, di antaranya HUT Kopassus.

Baca: Kopassus Pemilik Ilmu Getar Pernah Cari Korban Sukhoi

Apa itu ilmu getaran dari Merpati Putih

Seperti dikutip VIVA dari laman situs resmi PS Betako Merpati Putih (MP). Ilmu getaran merupakan salah satu kemampuan bela diri yang diajarkan perguruan pencak silat bela diri tangan kosong ini.

Merpati Putih menggunakan tenaga dalam asli manusia, dengan teknik olah napas. Pada orang biasa, tenaga asli tersebut dapat dilihat dan digunakan hanya pada saat orang bersangkutan dalam kondisi terdesak saja.

Misalnya, melompat pagar saat anjing mengejarnya di jalan yang buntu. Dalam keadaan kembali normal atau tidak terdesak, orang tersebut serasa tidak percaya telah melompati pagar yang tinggi tersebut. Maka di Merpati Putih, bagaimana menggunakan tenaga ekstra asli manusia tersebut pada saat normal, kapan pun dan di mana pun.

Secara normal sel dalam tubuh manusia menghasilkan zat yang bernama Adenosine Triphospate (A.T.P) yang merupakan cadangan energi dalam tubuh. Maka dengan bantuan teknik olah napas, tenaga tersembunyi manusia itu dapat dilatih untuk diperoleh dan dikumpulkan di dalam tubuh.

Ada dua teknik olah napas di dalam PPS Betako Merpati Putih, yaitu pernapasan pembinaan dan pernapasan pengolahan.

Juga ada beberapa Teknik jurus disebut dengan rangkaian gerak di antaranya adalah gerak dasar,tangkap kunci, rangkaian gerak praktis (RGP), rangkaian gerakan terikat (RGT) dan rangkaian gerakan bebas (RGB).

Hasil olah gerak dan olah napas ini kemudian dapat diolah menjadi tenaga 'getaran'.

Urutan pemahaman gerakan pada Merpati Putih adalah: gerak dasar, gerak pengarahan, gerak naluri (plus getaran).

Selain dari diri sendiri (energi badan), pengambilan energi getaran di Pencak Silat Merpati Putih ini dapat pula diambil dari alam seperti dari bumi (energi tanah juga pohon yang berusia amat tua), atau bahkan energi dari angkasa (energi bintang, matahari ataupun bulan.

Beberapa tahun belakangan, ilmu tenaga dalam Merpati Putih yang mengandung energi dan getaran ini telah diselidiki lebih jauh secara ilmu pengetahuan dan dikembangkan juga untuk pengobatan serta untuk kepentingan orang tuna netra, agar mereka bisa membaca, membedakan dan mengenali warna serta dapat mempermudah segala aktivitas lainnya sehari-hari.

Baca: Unik! Cara Kopassus Cari Korban Longsor Pakai Ilmu Getar

Pola latihan Merpati Putih sudah diteliti  ilmuwan sejak mulainya Operasi Seta I (1972) bersama dengan para Taruna Militer dengan hasil bahwa metode latihan Merpati Putih menghasilkan pola yang hampir sama dengan aerobik plus ditambah munculnya tenaga tambahan.

Secara aktif diteliti efeknya pada tubuh manusia oleh para dokter-dokter spesialis di Yayasan Jantung Sehat. Getaran juga diujicobakan pada Badan Tenaga Atom Nasional (BATAN) untuk mendeteksi radiasi nuklir. Hasilnya, getaran Merpati Putih dapat lebih cepat digunakan untuk mendeteksi radiasi nuklir dibanding alat yang digunakan oleh BATAN.

Pada Markas Polisi Daerah Khusus Ibukota Jakarta (Mapolda MetroJaya) getaran Merpati Putih diujicobakan untuk mendeteksi narkoba yang disembunyikan pada mobil, kantong perorangan, lemari, dan banyak tempat.

Jenderal Berdarah Kopassus Penggebrak Kartel-kartel Malaysia Dimutasi TNI ke Jakarta

Hasilnya, pesilat berhasil menunjukkan dengan sempurna lokasi penyimpanan narkoba tersebut. Belum lama ini (2009), bekerja sama dengan Pemerintah Propinsi DKI Jakarta, getaran Merpati Putih digunakan untuk mendeteksi kerusakan Daerah Aliran Sungai (DAS) di sepanjang Ciliwung.

Tahun 2010 sedang diupayakan kerjasama dengan Palang Merah Internasional untuk masuk di dalam tim bantuan pencarian korban bencana alam.Hingga kini terus dikembangkan untuk masuk pada aspek-aspek kemanusiaan lainnya.

Terpopuler: Enzo Allie Jadi Lulusan Terbaik Kopassus, Polisi Tantang Warga Duel Carok

Lihat video berikut:

Jadi Lulusan Terbaik Kopassus, Ini yang Dilakukan Letda Enzo Allie
Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto

Nasib tak Ada yang Tahu, Jenderal TNI Agus Subiyanto Dulu Ditolak Jadi Satpam

Kisah Panglima TNI Agus Subiyanto yang pernah ditolak sebagai petugas keamanan atau satpam, namun bangkit menghadapi rintangan hingga mencapai puncak karier di militer.

img_title
VIVA.co.id
26 Desember 2024