Paniknya Warga di Pejaten Kala Banjir Cepat Naik ke Lantai 2
- VIVA/Syaefullah
VIVA – Banjir kiriman dari Katulampa, Bogor, merendam sejumlah pemukiman yang berada di DKI Jakarta. Salah satunya pemukiman penduduk yang berada Gang Buntu Kelurahan Pejaten Timur, Kecamatan Pasar Minggu, Jakarta Selatan.
Muhlasin (52), salah satu warga yang rumahnya terendam menuturkan, air kiriman dari Katulampa sudah mulai masuk pada pukul delapan pagi kemarin. Lalu, dia mencoba mengangkut barang berharga untuk dinaikkan ke lantai dua rumahnya.
Namun, sekira pukul tujuh sore, luapan air terlihat terus meningkat hingga naik ke lantai lantai dua rumahnya. Akhirnya, Muhlasin bersama istri dan dua anaknya sempat terjebak banjir. Mereka menaiki atap rumahnya yang tidak terendam.
"Kami di atas asbes mulai dari jam setengah tujuh sore hingga jam sembilan malam. Dikira air enggak ke lantai atas, tetapi tahunya air sudah kencang banget pas mau keluar enggak bisa," ujar Muhlasin di Jakarta, Selasa 6 Februari 2018.
Muhlasin bersama istri dan anaknya akhirnya mendapat pertolongan dari petugas dengan menggunakan perahu setelah tiga jam berada di atap rumahnya tersebut. Ia hanya menyelamatkan surat-surat penting, termasuk ijazah kelulusan anaknya dengan tas ransel.
Sementara itu, Desi (35), warga yang berada di Kelurahan Pejaten Timur, Pasar Minggu, Jakarta Selatan, turut merasakan terendam banjir kiriman dari Bogor.
Ia menuturkan, air mulai masuk ke rumahnya sekira pukul lima sore. Desi mengira air tersebut tidak sampai masuk ke rumahnya karena posisi rumahnya berada lebih tinggi.
"Tetapi, ternyata air cepat banget naiknya ke atas. Panik, soalnya suami saya kemarin pas banjir belum pulang," ujar Desi.
Sejumlah peralatan rumahnya berhasil diselamatkan oleh pasukan tim Orange dari kelurahan setempat. Namun, ada juga yang tak bisa diamankan berupa mebel dan perabot lainnya.
Hal senada juga diucapkan Hermina (64), warga RT 17 RW 07 yang menceritakan bahwa rumahnya terendam air sungai Ciliwung sekira pukul lima sore. Ia mengaku, air naik dengan cepat sehingga perabot seperti kulkas, kursi dan televisi tidak bisa diselamatkan.
"Yang diselamatin baju satu setel, kasur busa dan kasur dari kapuk," ujar Hermina.