PDIP Minta Anies-Sandi Majukan Bajaj Ketimbang Becak

Sandiaga Uno saat naik bajaj ke pasar,27 April 2016.
Sumber :
  • Foe Peace Simbolon - VIVA.co.id

VIVA – Wacana membolehkan lagi becak beroperasi di Jakarta dikritik oleh Fraksi PDI Perjuangan di DPRD. Menurut Ketua Fraksi PDI P DPRD DKI, Gembong Warsono, penggunaan becak sama saja langkah mundur dari Pemerintahan Provinsi DKI Jakarta saat dipimpin Gubernur Anies Baswedan dan wakilnya, Sandiaga Uno.

Respons Anies Soal Maju Pilkada Jakarta Bareng Sandiaga Lagi

Hal itu Gembong sampaikan saat menyampaikan kritik terhadap 100 hari kinerja Anies - Sandi sejak dilantik 16 Oktober 2017.

"Harusnya Anies belajar dari pengalaman Gubernur DKI Sutiyoso (sebelumnya)," kata Gembong saat konfernsi pers di Gedung DPRD DKI Jakarta, Rabu 24 Januari 2018.

Aniaya Tukang Becak Secara Brutal hingga Lumpuh, Anggota Brimob Ditahan Propam

Menurut Gembong, penghapusan becak didasarkan karena pemerintah saat itu menganggap kendaran beroda tiga ini hanya menimbulkan persoalan baru. Keberadaan becak, lanjutnya, tidak sesuai dengan kondisi kota Jakarta sebagai kota metropolitan dan Ibu Kota Negara.

"Bang Yos merazia dan menghapuskan becak dari Jakarta," kata dia.

Viral Aksi Brutal Oknum Brimob Aniaya Tukang Becak, Polda Sumut Buka Suara

Selain itu, kata Gembong, jika becak dioperasikan kembali di Jakarta, itu merupakan suatu kemunduran. Terlebih pengoperasian becak akan melanggar Perda nomo 8 tahun 2007 tentang ketertiban umum. "Kita menentang bukan karena wong cilik, bukan disitu. Tapi ini melanggar aturannya," kata Gembong.

 
Gembong mengatakan, jika memang Anies-Sandi berpihak kepada rakyat kecil, bisa diwujudkan dengan hal lain. Banyak cara agar menjadikan rakyat yang berada dalam ekonomi rendah dapat meningkat kesejahteraannya. Salah satunya dengan program One Kecamatan One Center Enterpreneurship.
 
"Kalau Sandi betul-betul berpihak ke rakyat kecil, alihkan profesi mereka. Naikan harkat martabat nya. Jadi dari tukang becak jadi pengusaha bakso misalnya. Ikutan Oke oce," ujar Gembong.
 
Dia menjelaskan, jika masih ada becak di Ibu Kota, menurut Gembong adalah hal yang tak sesuai. Karena Ibu Kota harus mengikuti modernisasi. Para penarik becak harus dapat disejahterakan dengan cara yang lain.
 
"Itu kalau dilakukan kita kasih dua jempol untuk Anies-Sandi. Hari gini masih bicara pengayuh becak yang bahan bakarnya itu warteg. ini kan enggak manusiawi, bukan zamannya lagi. Kalau bisa diangkat dengan dijadikan pengusaha atau program Ok Oce, dua jempol untuk Anies-Sandi," ujarnya

Akan tetapi, ia menyarankan, lebih baik pemerintah Jakarta lebih mengutamakan bajaj ketimbang memaksakan becak beroperasi.

"Sudah banyak bajaj berbahan bakar gas (BBG) yang menjadi angkutan lingkungan, lalu Quite yang menggantikan Bemo, serta dibantu oleh transportasi Ojek berbasis aplikasi," kata dia. (ren)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya