Kronologi dan Motif Pemuda di Jember Tega Penggal Kepala Ayah Kandungnya
- Pixabay
Jember, VIVA – Sebuah tragedi menggemparkan terjadi di Desa Mojosari, Kecamatan Puger, Kabupaten Jember. Seorang remaja berinisial AK (18) tega membunuh ayah kandungnya, Jaenuri (61), dengan cara memenggal lehernya.
Peristiwa memilukan ini terjadi pada Minggu malam, 26 Januari 2025 sekitar pukul 23.50 WIB.
Kapolres Jember, AKBP Bayu Pratama, mengungkapkan bahwa sebelum kejadian, AK sempat terlibat cekcok dengan ayahnya. Saat itu, Janenuri berusaha menghentikan perilaku agresif AK dengan mengingatkannya bahwa dirinya adalah orang tua.
Namun, peringatan tersebut justru memicu kemarahan AK. Dengan emosi yang tak terkendali, AK mengambil sebilah golok dan menyerang ayahnya secara brutal hingga leher korban putus.
Bayu menjelaskan, dugaan sementara mengarah pada kondisi depresi yang dialami pelaku sebagai pemicu tindakan keji tersebut.
Selain itu, AK juga sempat mencoba mengakhiri hidupnya dengan melukai lehernya sendiri. Akibatnya, ia kini dirawat intensif di rumah sakit karena luka robek di jalur pernapasannya.
Kesaksian Saksi dan Detik-detik Pembantaian
Menurut keterangan saksi yang dikutip tvOne, sebelum tragedi terjadi, AK mendadak mengamuk dan menghampiri ayahnya yang sedang beristirahat di ruang keluarga.
Tanpa alasan jelas, ia mulai memukuli ayahnya itu hingga ibunya, berusaha melerai. sang ayah sempat berteriak, “Aku ayahmu,” namun AK tidak menghiraukannya.
Ibunya, Junaidah kemudian meminta bantuan tetangga, Sajianto, yang melihat AK berdiri dengan mata melotot.
Sajianto menyarankan Junaidah untuk meminta air dari seorang paranormal setempat, Mbah Shodiq. Ketika Junaidah pergi mengambil air tersebut, AK tampak tenang sejenak. Namun, situasi berubah drastis ketika Junaidah kembali.
Saat itu, AK mengejar ayahnya, Jaenuri dengan membawa golok. Di jalan desa, sekitar 100 meter dari rumahnya.
Kemudian Jaenuri terjatuh tengkurap. Tanpa ampun, AK membacok leher ayahnya berkali-kali hingga putus. Bahkan, tubuh korban terus menjadi sasaran bacokan AK.
Setelah membunuh ayahnya, AK menenteng kepala Zaini dan berjalan sejauh 150 meter menuju rumah warga. Ia kemudian meletakkan kepala tersebut di depan rumah warga setempat.
Saksi lain, Edy, yang melihat kejadian tersebut segera meminta bantuan tetangganya, Buhari alias Khosim. Saat mencoba menghadapi AK, Khosim menjadi korban sabetan golok di bagian dagu dan jari tangannya yang putus.
Adapun untuk motifnya, Informasi sementara yang diperoleh dari keterangan warga mengungkapkan bahwa AK diduga mengalami depresi. Ia juga kerap terlihat berselisih dengan ayahnya belakangan ini, terutama terkait permintaan untuk dibelikan sepeda motor.
Selain itu, AK disebut-sebut mengalami kecanduan game online, yang diduga turut memicu emosi tidak terkendali.
Warga setempat mengaku sering mendengar pertengkaran antara pelaku dan korban dalam beberapa hari terakhir. Konflik ini akhirnya memuncak dan berujung pada tragedi yang mengejutkan.