Pilih yang Ganteng, Beragam Modus Dosen di Lombok Diduga Cabuli 10 Mahasiswa

Ketua LSM Sasaka Nusantara Lombok Barat, Sabri (tengah) (Satria)
Sumber :
  • VIVA.co.id/Satria Zulfikar (Mataram)

Lombok, VIVA  – Seorang dosen di Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat, NTB, berinisial RL diduga mencabuli 10 mahasiswa sesama jenis. Dosen di dua perguruan tinggi tersebut mencabuli mahasiswa dengan beragam modus.

Satu Black Box Jeju Air Ditemukan Ternyata Rusak Sebagian, Penyelidikan Akan Lebih Lama

Seorang korbannya telah melaporkan kasus tersebut ke Polda NTB. Sembilan mahasiswa lainnya, juga mengaku menjadi korban dosen tersebut.

Pendamping korban dari LSM Sasaka Nusantara Lombok Barat, Sabri, mengatakan modus pelaku dalam mendekati para korbannya bermacam cara.

Cerita Pilu Keluarga Korban Jeju Air, Tanyakan Kemungkinan Ada yang Selamat

Pelaku terlebih dahulu melakukan pendekatan ke komunitas, dan mengikuti diskusi-diskusi ilmiah tempat para korbannya sering beraktivitas.

“Pelaku ini sering ikut kegiatan dengan kita di komunitas. Ikut diskusi-diskusi ilmiah,” katanya, Sabtu malam, 28 Desember 2024.

Mengerikan! Video Detik-detik Pesawat Jeju Air Tabrak Pembatas hingga Meledak di Landasan Pacu

Pendekatan juga dilakukan pelaku ke pimpinan-pimpinan komunitas tersebut. Apa yang dilakukan tersebut tidak menimbulkan curiga dari para korbannya.

“Dia dosen di dua universitas di Kota Mataram. Bahkan tiga tapi yang familiar dua. Korban merasa tidak curiga karena dia mendekati pimpinan-pimpinan komunitas organisasi,” ujarnya.

Beragam modus pun dilakukan pelaku untuk mendapatkan korbannya. Untuk korban yang ingin hijrah dari masa lalu yang kurang baik dan akan bertobat, pelaku menggunakan modus zikir zakar atau zikir alat kelamin.

“Modusnya banyak. Ada zikir zakar mengelaborasi kajian ilmiah dengan spritual. Zikir zakar dia sebut sebagai zikir alat kelamin,” ujarnya.

Pelaku mengelabui korban dengan dalih Tuhan menciptakan alam semesta dalam keadaan berzikir, termasuk organ tubuh manusia. Pelaku mengklaim titik paling vital yang sering mengingat Tuhan adalah kelamin atau zakar.

Pelaku kemudian mencabuli korban dengan cara memainkan kemaluan korban. Selain itu, modus pelaku juga dengan dalih mandi suci untuk membersihkan dosa-dosa korban.

“Modus kedua dengan mandi suci dengan modus pengobatan. Dia mengatakan korban itu punya penyakit. Korban punya kesalahan di masa lalu dan ingin berubah,” ujarnya.

Sabri mengungkapkan, salah satu korban pelaku adalah anggota organisasinya. Korban awalnya malu untuk mengungkapkan peristiwa yang dialaminya.

“Setelah satu korban speak-up ternyata korban lainnya juga mengaku kena. Karena satu (korban) berani buka, yang lain juga buka suara. Mereka awalnya malu karena merasa ini peristiwa yang dianggap aib,” ujar dia.

Bahkan, ada salah satu korban kini telah mengalami penyimpangan orientasi seksual. Korban yang mulanya suka lawan jenis, kini berbalik suka sesama jenis usai menjadi korban pelaku.

“Paling parah sampai kemudian ada korban sudah tidak tertarik lagi dengan perempuan. Sampai ada yang sudah mengalami penyimpangan seksual,” katanya.

Orang Berpengaruh

Pelaku disebut merupakan orang berpengaruh di masyarakat karena pintar berbaur dengan masyarakatnya.

“Bahkan dia sering jadi imam masjid, jadi khotib. Artinya oknum ini bisa dikatakan orang punya pengaruh. Sehingga orang tidak curiga ketika menggunakan modus pendekatan sesuai lawan komunikasi,” kata dia.

Untuk menggaet para korbannya, pelaku mempelajari rutinitas dan aktivitas korban sebagai targetnya.

“Dia berbicara dengan orang rutin spritual dia mendekati dengan spritual. Ketika mendekati orang yang suka dengan forum ilmiah, dia menggunakan pendekatan ilmiah,” katanya.

Sabri mengatakan rata-rata korbannya merupakan mahasiswa yang gagah secara fisik.

“Dia pilih-pilih. Justru korbannya yang ganteng,” katanya.

Minta Pelaku Ditangkap

Meski telah ada 10 korban, namun pelaku belum ditangkap pihak kepolisian. Polisi saat ini telah melakukan pemeriksaan saksi-saksi hingga olah tempat kejadian perkara berdasarkan keterangan para korban.

Sabri meminta agar pihak kepolisian segera menangkap pelaku untuk menghindari kemungkinan adanya korban baru.

“Harapan kami kepolisian harus gerak cepat menangkap pelaku. Pertimbangan kita juga bisa saja pelaku kabur,” katanya.

Jika hingga Selasa depan tidak ada kesimpulan dalam kasus tersebut, Sabri mengatakan Sasaka Nusantara bersama keluarga korban akan melakukan aksi.

“Si pelaku diamankan dulu. Bisa jadi ada korban lainnya yang belum muncul,” ujarnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya