Kisah Tragis 3 Anggota Keluarga Dimakamkan Satu Liang Lahad
- VIVA.co.id/Nur Faishal (Surabaya)
Kediri, VIVA – Peristiwa perampokan disertai pembunuhan bikin geger warga Dusun Gondanglegi, Desa Pandantoyo, Kecamatan Ngancar, Kabupaten Kediri, Jawa Timur, pada Kamis kemarin. 3 orang satu keluarga di sana meninggal dunia setelah menjadi korban perampokan disertai pembunuhan.
Ketiga korban adalah Agus Komarudin (38 tahun), istrinya Kristina (34), dan anaknya yang masih bocah, Christian Agusta Wiratmaja (9). Sedangkan anak kedua mereka, Samuel Putra (8), selamat. Mayat ketiganya ditemukan Kamis kemarin sekitar pukul 08.30 WIB.
Orang yang pertama kali menemukan ketiga korban ialah rekap sesama guru. Mereka mendatangi rumah korban karena tidak datang mengajar di SDN 1 Babatan. Ketiga korban ditemukan tergeletak di lokasi terpisah. Kedua korban dewasa ditemukan di dapur dan korban anak-anak di ruang tengah.
Ketiga korban dimakamkan di Tempat Pemakaman Umum Pandantoyo pada Jumat, 6 Desember 2024, sekitar pukul 09.00 WIB. Ketiganya dimakamkan dalam satu liang lahat. Suasana kesedihan terasa betul saat kerabat, rekap, dan warga mengantarkan jenazah ke tempat peristiratan terakhir.
Purwoadi, rekan korban, kepada wartawan mengaku tak menyangka Agus dan keluarganya meninggal, apalagi dengan kondisi tragis. Sebab, pada Selasa lalu dia mengaku masih bertemu. "Tidak ada pembicaraan masalah apa pun," katanya.
Purwoadi mengatakan, korban tidak memiliki profesi sampingan selain sebagai guru. Korban Agus hanya membantu sebagai teknisi IT di gereja biasa dia beribadat. Di mata Purwoadi, Agus adalah sosok yang baik dan taat beribadat.
Begitu pula dengan istrinya, Kristin. Istri Agus itu dikenal sebagai sosok yang baik dan aktif di masyarakat. Kristin tidak hanya berdedikasi sebagai guru di SD Batangsaren, Kauman, Tulungagung, tetapi juga aktif dalam kegiatan sosial seperti menjadi anggota KPPS pada Pemilu 2024.
Ia juga menambahkan bahwa keluarga Kristin dan Agus Komarudin dikenal harmonis tanpa masalah apa pun. "Saya sangat terkejut saat mendengar kabar mereka meninggal," terang Purwoadi.