Dipaksa Sujud dan Menggonggong, Begini Kondisi Memilukan Siswa di Surabaya!
- Ist
Surabaya, VIVA – Kondisi mengenaskan dialami oleh seorang siswa SMA di Surabaya berinisial EN, yang menjadi korban dari makian wali murid bernama Ivan.
Peristiwa ini bermula dari perselisihan yang terjadi usai pertandingan basket antara siswa SMA Kristen Gloria 2 Surabaya, EN, dan siswa SMA Cita Hati, EMS. Ejekan di media sosial yang terjadi antara kedua siswa ini memicu ketegangan hingga berujung pada tindakan intimidasi.
Pada tanggal 21 Oktober 2024, Ivan bersama beberapa orang lainnya mendatangi SMA Kristen Gloria 2 Surabaya untuk mencari EN, setelah EMS melaporkan ejekan tersebut kepada ayahnya.
Setibanya di lokasi, Ivan memaksa EN untuk meminta maaf dengan cara yang tidak manusiawi. Dalam kondisi tertekan dan ketakutan, EN dipaksa sujud dan menggonggong seperti anjing di hadapan banyak orang.
Momen itu tertangkap kamera dan kemudian viral di media sosial setelah diunggah oleh akun X @PaltiWest2024 pada 11 November 2024, yang membuat publik terkejut dan mengundang banyak kecaman.
Kejadian ini menyisakan luka mendalam bagi EN dan keluarganya. Orang tua EN, Wandarto dan Ira Maria, sangat prihatin melihat kondisi putra mereka yang terguncang pasca insiden tersebut. EN kini dilaporkan mengalami trauma hingga takut untuk tidur sendiri dan merasa selalu waspada bahkan di lingkungan rumah.
Tidak hanya itu, EN juga dikenai skorsing selama tiga hari oleh pihak sekolah. Kondisi ini semakin memperburuk kondisi psikologis EN dan membuatnya semakin terpuruk.
"Anak ini trauma, kita berupaya melakukan pendampingan termasuk terus berkomunikasi dengan sekolah supaya kejiwaan anak ini mulai baik," kata Kombes Pol Dirmanto, Kabis Humas Polda Jawa Timur, dilansir dari Youtube TvOne.
Lebih lanjut, Dirmanto mengajak netizen dan media untuk tidak memperkeruh suasana yang telah panas.
"Harapannya semua teman-teman netizen dan media ayo kita sama-sama mendinginkan peristiwa ini. Jangan sampai terus-terusan, nanti kejiwaan anak ini kasihan. Termasuk kedua orang tua, kedua belah pihak menyesali semua," tambahnya.
Warganet berharap agar tindakan hukum segera diambil dan pihak terkait dapat menindaklanjuti kasus ini dengan serius, demi menciptakan lingkungan pendidikan yang aman dan nyaman bagi semua siswa.