Guru SMK Jakut yang Diduga Cabuli Belasan Siswi Dipecat, Aksi Pelaku Bikin Ngenes
- Istimewa
Jakarta, VIVA - Seorang guru seni budaya berinisial H (40), di salah satu SMK negeri kawasan Pluit, Penjaringan, Jakarta Utara dipecat dari pekerjaannya. Ulah H karena diduga melakukan tindakan pelecehan seksual terhadap 11 siswinya. H diduga melecehkan belasan siswi saat jam pelajaran berlangsung.
Kepala Sekolah SMK, Ng, menjelaskan H diduga melakukan aksinya dengan memanfaatkan situasi saat sedang mengajarkan siswa bermain angklung. Saat diinterogasi, H mengaku tak sengaja berbuat demikian.
"Misalnya saat menunjukkan cara memegang angklung, dia memposisikan tangan siswi sehingga tersentuh,” kata Ng, dalam keterangannya, Rabu 9 Oktober 2024.
Namun, aksi H diduga tak hanya memegang tangan. Sebab, beberapa korban mengaku oknum guru tersebut juga meraba bagian tubuh lain seperti paha dan rambut mereka.
Insiden dugaan pelecehan itu berlangsung di ruang seni budaya, lantai dua sekolah.
Lalu, setelah mengalami dugaan pelecehan, para korban memberanikan diri untuk melapor kejadian tersebut kepada salah satu guru. Laporan tersebut akhirnya juga sampai ke Kepala Sekolah, Ng. Selanjut, H dipanggil untuk untuk dimintai keterangan.
“Saat itu juga kami langsung musyawarah dan rapat. Bahkan pada hari Senin sudah kami buatkan Berita Acara Pemeriksaan (BAP),” tutur Ng.
Tak ingin kasus berlarut-larut, Ng mengambil langkah cepat dengan membebastugaskan H dari kewajibannya sebagai pengajar.
Setelah proses investigasi internal selesai, pihak sekolah langsung memutuskan untuk memecat H.
Langkah ini diambil berdasarkan permintaan para korban yang tak ingin H kembali mengajar di sekolah tersebut. “Per hari ini, H sudah resmi tidak menjadi bagian dari tenaga pengajar di sekolah ini,” jelas Ng.
Ia juga menuturkan, pihak sekolah sudah melaporkan kejadian ini ke Dinas Pendidikan Jakarta untuk penanganan lebih lanjut.
Tidak Ada Perlindungan untuk Pelaku
Menanggapi tudingan pihak sekolah melindungi pelaku, Ng dengan tegas membantahnya. Ia bilang pihaknya sejak awal dengan tegas memproses H.
“Tidak ada sama sekali upaya kami untuk melindungi pelaku. Sejak awal laporan masuk, kami langsung ambil tindakan tegas,” lanjutnya.
Ng bilang pihak sekolah justru bersikap terbuka dengan media. Lalu, cepat menindaklanjuti laporan dari siswa.
Dia mengatakan, keputusan untuk memecat H dianggap sebagai bukti nyata bahwa sekolah tak menutupi atau melindungi tindakan tidak pantas tersebut.
“Kalau kami mau melindungi pelaku, tentu kami tidak akan secepat ini mengambil tindakan dan tidak akan membuka kasus ini ke publik,” ujar Ng.
Respons Pj Gubernur Jakarta
Menanggapi kasus ini, Penjabat (Pj) Gubernur Jakarta, Heru Budi Hartono, sudah meminta Dinas Pendidikan Jakarta untuk menindak tegas H.
Ia menyampaikan hal ini secara langsung setelah mengikuti rapat di Gedung DPRD Jakarta pada hari yang sama.
“Saya sudah menginstruksikan Kepala Dinas Pendidikan untuk segera memproses kasus ini. Jika terbukti, pelaku harus diberhentikan dan akan ditindak sesuai mekanisme yang ada melalui Inspektorat,” kata Heru Budi.