Pasutri di Kolaka Tewas Mengenaskan di Rumahnya dengan Banyak Luka Bacokan, Polisi Buru Pelaku
- tvOne-Erdika Mukdir
Kolaka, VIVA - Pasangan suami istri atau pasutri bernama Nurdin (54) dan Rana (44) ditemukan tewas menenaskan di rumahnya, Dusun III Tokale Samaturu, Kabupaten Kolaka, Sulawesi Tenggara. Korban pasutri itu merupakan petani cengkeh.
Dari keterangan polisi, dua korban awalnya ditemukan tewas oleh kerabatnya dalam kondisi mengenaskan pada Senin kemarin, 16 September 2024. Pasutri itu ditemukan bersimbah darah dengan luka bacok senjata tajam di bagian lengan, kaki, dan kepala.
Kapolres Kolaka AKBP Moh Yosa Hadi menjelaskan insiden itu awalnya diketahui oleh seorang saksi bernama Muhlis (18). Saat itu, saksi diperintahkan oleh ayahnya untuk memanggil Nurdin dan Rana di rumahnya yang berlokasi di atas gunung.
“Saat dipanggil oleh Muhlis, kedua korban ini tak menyahut. Dan, ia pun terkejut ketika melihat ceceran darah di bawa kolong rumah itu,” kata Yosa saat ditemui, Selasa, 17 September 2024.
Saksi Muhlis yang panik pun memanggil orang tuanya untuk melakukan pemeriksaan di rumah korban. Lalu, setelah diperiksa, dua korban ditemukan sudah dalam kondisi tak bernyawa. Baik saksi Muhlis dan ayahnya masuk dengan memanjat dinding rumah korban.
"Dikarenakan pintu rumah tersebut terkunci dari dalam. Setelah itu para saksi ini melihat keduanya sedang terbaring di dalam kamar dan terdapat luka mengenaskan,” jelas Yosa.
Kemudian, saksi melapor ke warga sekitar yang selanjutnya diteruskan ke polisi. Tak lama setelah itu, polisi tiba di lokasi dan langsung melakukan olah Tempat Kejadian Perkara (TKP).
“Jasad kedua korban sudah dievakuasi oleh Tim Inavis Polres Kolaka lalu dibawa ke Rumah Sakit SMS Berjaya untuk dilakukan Visum Et Refertum,” ujar Yosa.
Adapun polisi masih terus melakukan penyelidikan untuk mengungkap identitas terduga pelaku. Beberapa saksi juga diminta keterangan. Polisi kini tengah memburu terduga pelaku.
Dari keluarga korban menaruh harapan ke polisi agar segera mengusut kasus dengan menangkap pelaku.
Laporan: Erdika Mukdir-tvOne