Polisi Ungkap Kronologi Pemuda Aniaya Pacar Dalam Lift Hotel di Kawasan Jakbar

Seorang pemuda berinisial MBA (20) menjadi sorotan setelah terlibat dalam insiden kekerasan terhadap pacarnya, AIP (20), di dalam sebuah lift hotel di Cengkareng, Jakarta Barat.
Sumber :
  • VIVA.co.id/Andrew Tito

Jakarta, VIVA - Seorang pemuda berinisial MBA (20) menjadi sorotan setelah diduga melakukan kekerasan terhadap pacarnya, AIP (20), di dalam sebuah lift hotel di Cengkareng, Jakarta Barat.  Aksi brutal ini terjadi akibat rasa kesal MBA karena AIP tidak mengajaknya berfoto selfie. 

Seribu Hektare di PIK Tak Ada Azan, Tampang Istri Selingkuh hingga Mobil Fahri Terbakar

Peristiwa tersebut terjadi pada 11 Juni 2024, sekitar pukul 08.30 WIB. Kejadian itu langsung menjadi viral setelah rekaman CCTV dari lift tersebut tersebar luas di media sosial.

Wakil Kepala Polres Jakarta Barat Ajun Komisaris Besar Polisi Teuku Arsya Khadafi menjelaskan, kejadian penganiayaan itu terjadi di sebuah lift di hotel kawasan Cengkareng. 

Apa Motif Chandrika Chika Lakukan Dugaan Penganiayaan?

"Berdasarkan alat bukti yang kami anggap sudah cukup, pelaku kemudian kami lakukan penahanan," kata Arsya dalam konferensi pers di Polres Metro Jakarta Barat, Rabu,21 Agustus 2024.

Ilustrasi kekerasan perempuan

Photo :
  • www.pixabay.com/Counselling
Dimintai Keterangan, Polisi Sebut Korban Dugaan Penganiayaan Chandrika Chika Masih Merasakan Sakit

Saat ini, MBA telah ditetapkan sebagai tersangka dan resmi ditahan oleh pihak kepolisian. Ia dijerat dengan Pasal 351 ayat 1 KUHP tentang penganiayaan, dengan ancaman hukuman penjara hingga 2 tahun 8 bulan.

Kapolsek Cengkareng Komisaris Polisi Hasoloan Situmorang menjelaskan bahwa kejadian ini bermula dari acara wisuda adik MBA yang digelar di hotel tersebut. 

Pada acara tersebut, MBA mulai merasa kesal karena AIP terlihat lebih asyik berfoto-foto sendiri daripada berinteraksi dengannya. Rasa tersinggung MBA memicu pertengkaran di antara keduanya. 

"Tersangka dan korban sedang menghadiri acara wisuda di TKP, yaitu wisuda adik tersangka. Ketika mereka duduk di lokasi, korban spontan melakukan foto-foto yang membuat tersangka merasa tersinggung," ujar Situmorang.

Pertengkaran yang semula hanya berupa cekcok verbal akhirnya berubah menjadi tindakan kekerasan. MBA sempat merampas ponsel AIP dan memasukkannya ke kantong celana. 

"Terjadi perdebatan, kemudian korban berusaha menenangkan tersangka, tetapi tersangka malah melontarkan kata-kata kasar. Kemudian, ada perebutan ponsel dari korban yang diambil paksa oleh tersangka dan dimasukkan ke kantong celana sebelah kanan," ujarnya. 

Setelah insiden perebutan ponsel tersebut, AIP merasa tidak nyaman dan meminta MBA untuk mengantarnya pulang. 

Mereka pun menuju lift yang akan membawa mereka ke basement, tempat parkir motor. Namun, situasi justru memburuk di dalam lift. MBA mulai melakukan tindakan kekerasan fisik terhadap AIP.

Tiba di basement, AIP yang merasa terancam langsung meminta bantuan kepada petugas keamanan hotel. Dengan bantuan petugas keamanan, AIP berhasil merebut kembali ponselnya dari tangan MBA. Ia kemudian menghubungi kakak iparnya untuk menjemputnya di hotel tersebut. 

"Setelah turun ke lantai dasar, ke basement, korban berupaya meminta tolong kepada petugas security hotel dan berhasil mendapatkan pertolongan," ujar Situmorang.

Kejadian ini akhirnya dilaporkan kepada pihak kepolisian, yang kemudian bergerak cepat untuk menangkap MBA. Kini, MBA sudah ditahan dan tengah menghadapi proses hukum atas tindakannya. 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya