Korban Guru Cabul di Ponpes di Sumbar Bertambah Jadi 45 Orang
- VIVA.co.id/Andri Mardiansyah (Padang)
Agam, VIVA – Kepolisian Resor Kota Bukittinggi, Sumatera Barat (Sumbar) mengungkap perkembangan terbaru kasus pencabulan terhadap puluhan santri Pondok Pesantren MTI Canduang, Kabupaten Agam yang dilakukan dua oknum guru atas nama Ronald Andany (29 tahun) dan Arief Abdullah (23 tahun).
Kapolresta Bukittinggi, Kombes Pol Yessy Kurniati menyebut dari semula korban berjumlah 40 orang, bertambah menjadi 43 orang dan kini bertambah lagi dua korban sehingga total jumlah sementara santri yang menjadi korban dalam kasus ini sebanyak 45 orang.
"Untuk kasus di Canduang korbannya kembali bertambah dua orang, saat ini sudah berjumlah 45 orang," kata Kombes Pol Yessy Kurniati, Sabtu 10 Agustus 2024.
Yessy menjelaskan, penambahan dua korban terbaru, didapatkan setelah dilakukannya penyelidikan lebih mendalam lagi, termasuk juga dengan meminta keterangan para saksi-saksi.
"Dua orang korban tambahan masih berstatus santri di ponpes dan hingga saat ini kita juga masih melakukan penyelidikan dan meminta keterangan saksi-saksi. Jika ada informasi terbaru maka akan kita sampaikan," ujarYessy Kurniati.
Diketahui, kasus pencabulan yang dilakukan oleh dua orang oknum guru MTI Canduang ini, terungkap lantaran salah satu korban melaporkan peristiwa yang dialami ke pihak keluarga.
Peristiwa ini, sontak bikin geger publik di Sumatera Barat dan dianggap mencoreng nama besar Pondok Pesantren Madrasah Tarbiyah Islamiyah atau PP MTI Canduang yang berada di bawah Yayasan Syekh Sulaiman Arrasuli.
Ketua Yayasan Syekh Sulaiman Arrasuli Prof. Syukri Iska menegaskan, pihaknya mengambil langkah strategis untuk menyikapi persoalan ini. endorong proses hukum, memberikan layanan konseling dan dukungan psikologis kepada korban secara berkesinambungan hingga batas waktu yang tidak ditentukan, beberapa upaya yang sudah dilakukan.
"Konselor akan melakukan layanan kepada keluarga korban dan santri lainnya (bukan korban) dalam rangka memberikan penguatan mental kepada mereka yang terdampak," kata Syukri Iska.