Cerita Miris Puluhan Pengantin di Depok Ditipu Wedding Organizer hingga Rp2 M, Pelakunya Pasutri

Korban penipuan WO di Depok
Sumber :
  • VIVA.co.id/Rinna Purnama (Depok)

Depok, VIVA – Sekitar 40 calon pengantin jadi korban penipuan yang diduga dilakukan wedding organizer (WO) di Depok, Jawa Barat. Dalam modusnya, pihak WO beri tawaran promo yang menarik berupa all in paket. 

Kerugian korban dalam kasus penipuan itu ditaksir mencapai Rp2 miliar. Korban terdiri dari pengantin dan sejumlah vendor.

Shafira, salah seorang korban menceritakan WO tersebut bernama Nita Event Organizer dengan akun IG @nitaeventorganizer. WO tersebut menawarkan paket harga terjangkau dengan bonus honeymoon. Meski berlokasi di Depok, dalam praktiknya WO juga melayani klien di beberapa wilayah Jabodetabek. 

Dia bilang banyak korban yang kerugiannya per orang Rp50-100juta dengan akumulasi kerugian Rp2,3 miliar. Banyak korban yang sudah melakukan down payment (DP) dan full payment untuk wedding-nya.

"Namun, EO tersebut tidak melakukan payment ke para vendor sehingga banyak sekali klien yang di hari H weddingnya kosong,” kata Shafira, Kamis 8 Agustus 2024.

Pemilik WO diketahui pasangan suami istri atau pasutri bernama Apriyatna Rachman dengan akun IG @apriyanitha dan suaminya Diddi Spartono. Namun, pasutri itu sudah menghilang sejak Kamis, 1 Agustus 2024.

“Beberapa klien yang sudah jadi korban pun kami sudah lapor ke SPKT Polda Metro Jaya, Jakarta. Namun, khawatir akan bergerak lama dan pelaku makin bisa kabur dan makin sulit dicari,” tutur Shafira.

Ilustrasi mobil polisi di lokasi kejadian.

Photo :
  • VIVAnews/Tri Saputro

Adapun para korban berdomisili di wilayah Jabodetabek. Lantaran kesulitan berkomunikasi dengan pemilik WO, sejumlah korban akhirnya memilih melapor ke polisi. Beberapa korban juga masih terus berupaya agar bisa bertemu dengan pemilik WO.

“Sudah melakukan laporan ke pihak berwajib, status nya korban masih menunggu panggilan kembali.  Korban yang tercatat kurang lebih 40 orang. Detail kerugian per klien membayar DP sebesar 50-60% dari total," lanjut Shafira. 

"Dan, jika sudah mendekati bulan wedding, klien wajib full payment 100%," tuturnya.

Dia mengatakan pemilik WO itu juga menawarkan iming-iming jika membayar lebih awal akan dapat bonus seperti buffet,dekor, dan lain-lain. "Jika ke vendor, pelaku tidak membayar DP atau tidak melakukan pelunasan sehingga vendor tidak datang ke acara klien,” ujarnya.

Sementara, Aziz, korban lainnya mengaku kerugian yang dialaminya mencapai Rp50 juta. Dia sudah membayar ke pihak WO untuk pernikahan pada 3 Agustus 2024. Dia dan pasangan juga menggunakan jasa WO milik Nita sebesar Rp60 juta. 

Tapi, ironis, jelang hari pernikahan tak ada kabar apapun dari pihak WO. Dia mengatakan bukan hanya dirinya yang jadi korban karena masih ada beberapa pengantin lainnya.

“Ada tiga orang yang kelewat hari (pernikahan) saya salah satunya. Cuma memang yang baru buat laporan baru saya," katanya.

Lebih lanjut, dia sudah menelusuri pihak WO sebelum menggunakan jasanya dan membayar uang. Pun, dia juga menghubungi sejumlah vendor yang bekerjasama dengan pihak WO. Setelah yakin, ia kemudian membayar sejumlah uang pada Desember 2023 sebesar Rp75 juta. Saat itu, ia dapat potongan Rp15juta karena ada promo.

“Kalau mau ikut harganya yang tahun 2023 itu ada potongan Rp15 juta. Di situ ditawarin terus sampai akhirnya dealnya itu di angka Rp60 juta waktu itu," jelas Aziz.

Namun, ia merasa heran karena beberapa bulan jelang hari H, pemilik WO minta tambahan biaya Rp20 juta.

"Kalau gak salah 3 sampai 2 bulan pihak WO ini minta tambahan lagi biaya Rp20 juta, dengan alasannya itu ada biaya charge," ujar Aziz.

Kata Jaksa Soal Eks Notaris di Surabaya Jadi Tersangka Kasus Penggelapan

Dia berencana menggelar acara resepsi di aula Masjid At Thohir. Namun, rencana itu dibatalkan karena harus tambah uang Rp20 juta. Dia dan istri kemudian memutuskan untuk menggelar akad nikah saja. 

“Di situ saya pernah minta cancel. Cuman dari si pihak WO ini bisa membalikkan uangnya itu hanya 40 persen. Dan, dia nggak bisa menjanjikan waktunya itu kapan akan balik gitu," kata Aziz. 

Waspada Penipuan Lowongan Freelance dengan Iming-iming Komisi Tinggi, Begini Cara Kenalinya

"Karena baliknya cuma 40 persen akhirnya kita batal niat di Masjid At Thohir, terus kita ubah jadi akadnya saja,” tuturnya.

Dia pun minta penawaran baru dan diberikan harga Rp35 juta. Dengan demikian, masih ada uang Rp25 juta di WO.  

Bareskrim Jadikan Eks Notaris di Surabaya Sebagai Tersangka Kasus Penggelapan

“Kita minta penawaran baru itu dikasih harga 35 juta. Artinya, tuh kita masih ada uang yang harus dibalikin ke saya itu ada Rp 25 juta,” katanya. 

WO belum mengembalikan sisa uang Rp25 juta. Pasutri itu terus mengulur waktu hingga dua pekan. Bahkan, jelang hari H pihak WO bahkan sama sekali tidak dapat dihubungi.

“Ngulur waktu sampai akhirnya tuh 2 minggu lah. 2 minggu sebelum hari H itu masih mundur lagi, mundur lagi sampe satu minggu jelang hari H. Uang saya belum balik juga akhirnya saya ngelakuin pengancaman untuk melapor ke polisi," jelasn Aziz. 

"Itu malem itu dia bayar. Tapi, hanya Rp5 juta gitu, artinya masih ada Rp20 juta lagi," katanya.

Azis terus menghubungi pihak WO namun tidak ada kabar. Dia juga sudah mendatangi kantor sekaligus rumah pemilik WO. Namun, tak ada yang dapat ditemui.

“H- 2 itu saya hubungin udah ceklis 1 tuh kalau di WhatsApp. Ditelepon udah gak bisa juga. Nah disitu saya punya feeling nih udah gak beres kayaknya," ujarnya. 

Akhirnya, Aziz pun pontang panting cari vendor lain demi terlaksananya acara. Azis terpaksa mengeluarkan uang lagi. “Ya, cari vendor lain dan jadi keluar uang lagi. Saya rugi Rp55 juta,” ujarnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya