Modus Ajak Nikah Siri, Guru Ngaji Pesantren di Aceh Cabuli Santri

ilustrasi pelecehan seksual pria
Sumber :
  • HealthTimes

Aceh Utara, VIVA - Seorang guru mengaji berinisial FS (35), yang bekerja di salah satu pesantren di Kabupaten Aceh Utara, Aceh ditangkap polisi karena dugaan pencabulan terhadap seorang santri yang masih berusia 16 tahun.

Menghidupkan Semangat Bertani di Kalangan Santri

Kasat Reskrim Polres Lhokseumawe, Iptu Yudha Prastya mengatakan kasus ini berawal saat korban mulai masuk pesantren pada Juli 2023. Sejak itu, tersangka mulai mendekati korban dengan berbagai bujuk rayu hingga akhirnya mereka menjalin hubungan dekat.

Pada Maret 2024, tersangka mengajak korban untuk menikah secara diam-diam tanpa sepengetahuan orang tuanya, dengan alasan agar korban hanya dimiliki korban.

GP Ansor Desak Polisi Transparan Usut Kasus Penusukan 2 Santri Krapyak: Jangan Ditutup-tutupi!

Lalu, pelaku saat itu membawa korban ke pinggir danau di Kabupaten Aceh Tengah, dengan maksud untuk membawa pelaku jalan-jalan hingga berkemah. Namun, di sana FS melancarkan aksi bejatnya.

“Tersangka membawa korban ke pinggir danau di Aceh Tengah, dan menyetubuhi korban di dalam sebuah kemah. Selama bulan Ramadhan 2024, tersangka juga melakukan pelecehan terhadap korban di dalam mobil sebanyak dua kali,” kata Yudha kepada wartawan Jumat, 2 Agustus 2024.

Gus Yusuf Dukung Luthfi-Taj Yasin: Sudah Waktunya Jateng Dipimpin Santri

Ilustrasi pelecehan seksual

Photo :
  • Poverty Action Lab

Tidak terima dengan perbuatan pelaku, korban akhirnya memberanikan diri untuk melapor ke orang tuanya. Selanjutnya, kata dia, orang tua korban melaporkan FS ke polisi.

“Orang tua korban melaporkan ke polisi karena anaknya menjadi korban pelecehan oleh seorang oknum ustadz FS (34 thn),” katanya.

Yudha menyebutkan untuk menguatkan keterangan korban, Penyidik Polres Lhokseumawe melakukan visum serta pemeriksaan terhadap korban, orang tua korban, dan saksi-saksi lainnya. Pemeriksaan psikologis dan forensik juga dilakukan untuk memperkuat bukti.

Setelah bukti keterangan saksi dan lainnya didapat, polisi akhirnya menangkap pelaku di Kabupaten Bener Meriah. Saat ini, tersangka diamankan di Polres Lhokseumawe dan dalam proses kelengkapan berkas sebelum dikirimkan ke Kejaksaan Negeri Lhokseumawe.

Atas perbuatannya, pelaku FS dijerat Pasal 47 Jo Pasal 50 Qanun Aceh Nomor 6 Tahun 2014 tentang hukum Jinayat dengan ancaman kurungan penjara paling lama 200 bulan.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya