Pria Penderita Stroke di Jakpus jadi Korban Jambret, Pelaku Berhasil Ditangkap
- VIVA.co.id/Andrew Tito
Jakarta - Seorang pria paruh baya berinisial E yang menderita penyakit stroke jadi korban penjambretan di Jalan Semar, Tanah Tinggi, Jakarta Pusat, Senin 15 Juli 2024. Aksi jambret itu terekam dan viral di media social.
Kapolsek Johar Baru Kompol Ubaidillah mengatakan korban hingga kini belum membuat laporan terkait kasus penjambretan tersebut. Dia bilang pihaknya juga masih mencari korban.
“Korbannya juga belum laporan. Kita lagi cari juga korbannya,” kata Ubaidillah dalam keterangannya, Rabu 17 Juli 2024.
Berdasarkan keterangan salah seorang warga setempat, Syah menceritakan korban E sudah terkena stroke sejak empat tahun. Kondisi itu membuat E kesulitan untuk bicara.
Ilustrasi borgol untuk pelaku kejahatan.
- ientrymail.com
Syah menuturkan, dirinya kalau berbincang dengan E mesti sabar dan pelan-pelan. Menurut dia, saat dijambret, tak mungkin korban berteriak atau lari mengejar pelaku.
“Ini korban susah teriak. Lari juga enggak mungkin buat mengejar. Set-set ambil semua, duit sama handphone,” ujar Syah.
Syah mengaku tak tahu uang tunai milik E yang dijambret pelaku. Namun, ia bilang satu handphone milik E hilang digondol jambret
Berdasarkan video yang viral di Instagram, korban E berjalan dalam kondisi pincang karena mendeterita stroke. Hasil rekaman CCTV, terlihat seorang pria dengan kaos hitam dan topi abu-abu memantau E dari jauh.
Namun, saat E melipir ke belakang mobil ambulans yang terparkir di Jalan Semar, pelaku tampak melancarkan aksinya. Terduga pelaku tampak kabur ke arah Jalan Abimanyu. Kemudian, pelaku belok kiri ke arah Jalan Baladewa.
Adapun Kapolres Metro Jakpus Kombes Susatyo Purnomo Condro mengatakan pelaku saat ini sudah tertangkap. Pelaku kini masih dalam proses pemeriksaan.
"Ya (sudah ditangkap), Pelaku sedang diinterogasi, (untuk) lidik lanjutan. Tunggu rilis resmi," ujar Kombes Susatyo.
2 Tersangka Baru Kasus Judol Libatkan Pegawai Komdigi Ditangkap
Dua tersangka baru kasus judi online yang melibatkan pegawai dan staf ahli Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi), kembali dicokok. Total sudah 26 orang
