Viral Keluarga Diduga Disekap Polisi di Hotel Kawasan Medan, Begini Faktanya

Ilustrasi penyekapan
Sumber :
  • VIVA.co.id/Andrew Tito

Medan - Viral di media sosial sebuah keluarga yang diduga menjadi korban penyekapan oleh oknum polisi di sebuah hotel Grand City Hall, Medan Sumatera Utara (Sumut).

Sebelum Ditembak Mati AKP Dadang, Kompol Ulil Curhat Tugasnya Berat dan Minta Izin Berhenti jadi Polisi

Dikutip melalui akun X @Heraloebss, rekaman dari kuasa hukum keluarga yang merasa kliennya telah menjadi korban penyekapan. 

“Sekelompok Diduga Oknum Polisi Sekap Satu Keluarga di Hotel Grand City Hall, Minta Tebusan Rp 500 Juta??,” tulis akun tersebut, Kamis 13 Juni 2024.

Judi Online Mulai Sasar Komunitas Motor, Begini Modusnya

Sementara dari audio dalam video tersebut, terdengar suara seorang pria yang marah lantaran saat penangkapan keluarga turut membawa anaknya yang masih di bawah umur.

“Kemudian kembalikan anaknya yang di bawah umur, apapun ceritanya. namanya pidana itu asas praduga tak bersalah. Kalau memang ayahnya atau ibunya terindikasi melakukan tindakan pidana tapi anaknya dibawah umur ini yang ditangkap ini pelanggaran berat,” suara seorang pria dalam video tersebut.

Polisi Bakal Panggil Isa Zega Usai Dilaporkan karena Kasus Dugaan Penistaan Agama

Ilustrasi tempat penyekapan.

Photo :
  • VIVA.co.id/Muhamad Solihin

Menanggapi kasus viral tersebut. Kabid Humas Polda Sumatera Utara (Sumut), Kombes Pol Hadi Wahyudi menjelaskan kasus tersebut bukan tindakan penyekapan, melainkan upaya penyelidikan tindak pidana narkotika.

“Itu bukan penyekapan atau penculikan seperti yang diberitakan, itu adalah pengembangan dugaan tindak pidana narkotika,” ujar Hadi dalam keterangannya, Jumat 14 Juni 2024.

Hadi menegaskan tidak ada indikasi penyekapan, setelah dilakukan pemeriksaan terhadap keluarga yang diamankan di Hotel Grand City Hall, Medan ternyata tidak terbukti sebagai pelaku pengedar narkoba.

“Namun setelah dilakukan serangkaian penyelidikan tidak ditemukan fakta dugaan keterlibatan suami istri tersebut. Polisi dari Polda Metro dan Polda Sumut serta Pengacara membawanya ke Mapolda Sumut, setelah pemeriksaan keduanya kembali ke rumah,” ujarnya.

Penyelidikan selanjutnya terhadap keluarga yang sudah dilepaskan itu adalah terkait kasus produksi pil ekstasi. 

Penyidik dalam kasus ini juga berhasil menangkap lima orang tersangka.

Kelima tersangka ini diduga terlibat dalam produksi pil ekstasi di satu unit rumah Jalan Kapten Jumhana, Kelurahan Sukaramai II, Kecamatan Medan Area, Kota Medan. 

Dua dari lima tersangka yakni HK dan DK merupakan pasangan suami istri yang diproduksi di laboratorium lantai tiga sebuah rumah.

“Direlease oleh Dittipidnarkoba Bareskrim dan Wakapolda Sumut barusan selesai. (Hasil pengembangan) betul, rangkaian penyelidikan dari pengembangan dugaan tindak pidana narkotika,” ujarnya.

Kabid Humas Polda Sumut, Kombes Pol. Hadi Wahyudi.(B.S.Putra/VIVA)

Photo :
  • VIVA.co.id/B.S. Putra (Medan)

Hadi menegaskan, keluarga yang sempat diduga disekap viral di media sosial, bukan dari para tersangka kasus peredaran narkotika yang baru berhasil diungkap oleh penyidik.

“Oh ini beda kasus, ini yang barusan direlease. Ini suami istri (tersangkanya),” ujarnya.

Sementara itu Kasat Narkoba Polres Metro Jakarta Barat AKBP Indrawienny Panjiyoga menjelaskan informasi yang menyebut pihaknya turut terlibat menyekap keluarga yang viral di media sosial.

“Berita Itu tidak benar. Kegiatan anggota kami di medan adalah bagian bentuk penyelidikan Tindak Pidana Narkotika dari jaringan narkotika yang sudah berhasil kami ungkap dari kasus-kasus sebelumnya dan sedang kami kembangkan serta terus dipantau,” ujar Panjiyoga Kamis 13 Juni 2024. 

Panjiyoga membantah jika tindakan pihaknya itu merupakan penyekapan, lantaran telah dilakukan klarifikasi dan hasilnya dari keluarga telah mencabut laporan kasus pun dinyatakan selesai.

“Untuk laporan penyekapan yang ada di Ditreskrimum Polda Sumut sudah dilakukan klarifikasi oleh keluarga yang kita amankan, bahwa itu merupakan bagian dari penyelidikan tindak pidana narkotika yang sedang ditangani, Dan pada hari itu juga keluarga yang diamankan mencabut laporan polisi nya dan sudah dinyatakan selesai,” ujarnya. 

Sementata dalam kasus pengungkapan narkotika, polisi berhasil menangkap dua dari lima tersangka yakni HK dan DK merupakan pasangan suami istri. 

Dirtipidnarkoba Bareskrim Polri Brigjen Pol Mukti Juharsa mengatakan, pil ekstasi itu diproduksi di laboratorium yang berada di lantai tiga rumah tersebut.

"Tersangka yang ditangkap yakni HK sebagai pembuat pil ekstasi atau pemilik laboratorium. DK istri dari HK yang membantu yang membuat laboratorium," ujar Mukti Juharsa di Medan, Kamis 13 Juni 2024. 

Ketiga tersangka lainnya yaitu SS, S, dan AP. Adapun dua orang berinisial R dan B masuk dalam daftar pencarian orang yang masih diburu oleh Bareskrim Polri.

“Dua orang itu masih kami cari,” ujar Mukti.

Mukti mengatakan barang bukti yang disita dari laboratorium itu berupa alat cetak ekstasi, berbagai jenis bahan kimia prekursor, dan peralatan laboratorium narkoba jenis ekstasi.

Para tersangka yang terlibat di laboratorium itu diketahui memproduksi sekaligus mengedarkan pil ekstasi dalam kurun enam bulan terakhir.

“Jadi pembuatan ekstasi sudah berubah dari MDMA ke mephedrone seperti pengungkapan pabrik ekstasi di Sunter (Jakarta Utara) dan Bali. Mereka pakai mephedrone. Saya tanya tersangka tidak ada efek belakangnya kalau pakai mephedrone. Itu bisa dibeli oleh orang yang biasa melakukan tindak pidana narkotika,” ungkap Mukti.

Perbuatan para tersangka dijerat dengan Pasal 114 Ayat 2 subsider Pasal 132 Ayat 2 subsider Pasal 112 Ayat 2, dan Pasal 111 Ayat 1 UU Narkotika dengan ancaman hukuman mati.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya