Penampakan DJ East Blake yang Ditangkap Buntut Sebar Video dan Foto Porno Eks Pacarnya

Jakarta - Disc Jockey (DJ) East Blake alias ARS hendak ditangkap polisi di rumahnya di kawasan Cawang, Selasa, 30 April 2024. Kapolres Metro Jakarta Utara, Komisaris Besar Polisi Gidion Arif Setyawan mengatakan, namun saat hendak dibekuk, DJ East Blake tak ada di rumahnya.

"Pelaku didatangi ke rumahnya di Cawang dan tidak berada di rumah. Pelaku kooperatif dan datang sendiri ke penyidik dan kini status dalam penahanan," kata Gidion, Kamis, 2 Mei 2024.

Adapun DJ East Blake dilaporkan eks pacarnya, inisial ARP ke Polda Metro Jaya dengan nomor LP/B/2129/IV/2024/SPKT/ POLDA METRO JAYA per tanggal 20 April 2024. DJ East Blake diduga menyebar foto dan video porno korban. VIVA mendapatkan foto DJ East Blake usai diamankan polisi.

Diduga konten pornografi itu dibuat di salah satu apartemen di Kelurahan Pluit, Penjaringan, Jakarta Utara pada 17 April 2024. Kasus itu berawal dari laporan korban yang menjalin hubungan pacaran dan karena ada masalah, keduanya putus.



Ilustrasi nonton film porno.

Photo :

• DailyMail

Menurut pengakuan korban, pelaku diduga sengaja menyebarkan foto dan video pornonya di media sosial Instagram.

Pelaku juga diduga sempat memasang foto korban yang bermuatan asusila di profil WhatsApp terlapor.

Gidion mengatakan, aksi yang dilakukan pelaku berupa tindak pidana memproduksi, membuat, memperbanyak, menggandakan konten pornografi. Selain itu, korban juga diduga menyebarluaskan, menyiarkan, mengimpor, mengekspor, menawarkan, memperjualbelikan, menyewakan, atau menyediakan konten pornografi.

"Kami mengimbau agar masyarakat lebih bijak dalam menggunakan media sosial sehingga tidak berurusan dengan persoalan hukum," kata Gidion.

Sebelumnya, kabar DJ East Blake diamankan polisi dibenarkan Polda Metro Jaya melalui Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Ade Ary Syam Indradi. DJ East Blake dibekuk karena yang bersangkutan menyebarkan foto hingga video porno eks kekasihnya.

"Benar (sudah ditangkap)," kata dia, Kamis, 2 Mei 2024.

Halaman Selanjutnya

Gidion mengatakan, aksi yang dilakukan pelaku berupa tindak pidana memproduksi, membuat, memperbanyak, menggandakan konten pornografi. Selain itu, korban juga diduga menyebarluaskan, menyiarkan, mengimpor, mengekspor, menawarkan, memperjualbelikan, menyewakan, atau menyediakan konten pornografi.