Digerebek Polisi, Begini Penampakan Happy Water Racikan 2 Koki Sabu di Semarang
- Teguh Joko Sutrisno
Semarang – Dua orang berbaju hazmat yang diduga sebagai koki peracik narkoba tak berkutik saat digerebek petugas gabungan dari Direktorat Tindak Pidana Narkoba Bareskrim Polri, Polda Jateng dan Bea Cukai.
Dua tersangka tersebut tertangkap basah tengah meracik narkoba jenis sabu-sabu dan happy water di sebuah rumah di Jalan Ngesrep Barat, Kelurahan Srondol Kulon, Kecamatan Banyumanik Kota Semarang, pada Rabu, 3 April 2024.
Direktur IV Tipid Narkoba Bareskrim Polri, Brigjen Pol Mukti Juharsa menjelaskan, dua tersangka yang ditangkap berinisial PR dan F. Mereka berperan sebagai pembuat atau peracik narkoba.
"Mereka sudah beroperasi di Semarang selama 2 minggu dan pelaku adalah residivis narkoba. Happy water yang diungkap ini jenisnya sama dengan penangkapan di Thailand beberapa waktu lalu," kata Brigjen Mukti Juharsa saat jumpa pers di Semarang, Kamis, 4 April 2024
Ia mengungkapkan, para pelaku bisa meracik karena di rumah itu karena ada papan dengan petunjuk cara membuat happy water dan sabu.
Para pelaku, lanjutnya, mendapat perintah dari seseorang bernama KA yang saat ini berstatus DPO. KA memerintahkan untuk memproduksi sabu dan happy water dengan janji memberikan upah Rp 500 juta yang akan diberikan setelah proses produksi selesai.
"Dalam seminggu, pelaku sudah memproduksi 2 ribu sachet happy water dan sabu 3 kg. Hasil produksi diduga akan diedarkan ke sejumlah kota besar yang memiliki fasilitas hiburan malam," kata Brigjen Mukti.
Barang-barang itu akan diedarkan di Jakarta di Bandung, Surabaya, Makassar, Kalimantan dan di kota besar di mana banyak tempat hiburan. "Beruntung sebelum sempat beredar bisa kita ungkap," tegasnya.
Ia mengatakan bahwa memakai happy water sama dengan memakai ekstasi. Happy water ini digunakan dengan cara diseduh dengan air putih dan diminum sehingga bisa membuat tripping.
Pengungkapan kasus ini, kata Mukti, berkat informasi yang diterimanya dari Bea Cukai Bandara Soekarno Hatta tentang masuknya sejumlah bahan kimia dasar produksi narkoba atau prekusor dari China dan Hongkong.
Selama Januari sampai Maret 2024 sudah ada 7 paket prekusor yang masuk dari China dan Hongkong.
"Hal ini kita selidiki dan berujung pada pengungkapan kasus ini. Berkat pengungkapan ini kita selamatkan banyak generasi muda kita dari ancaman bahaya narkoba," tegasnya lagi.
Laporan: Teguh Joko Sutrisno