Modus Kontes Model, 2 ABG Belia Nyaris Berangkat Dijual jadi PSK di Balikpapan

Ilustrasi prostitusi
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Eric Ireng

Kendari - Dua siswi di Kota Kendari, Sulawesi Tenggara (Sultra) nyaris dijajakan jadi pekerja seks komersial (PSK). Dua ABG belia itu diduga menjadi korban tindak pidana perdagangan orang (TPPO) untuk bisnis prostitusi.

GP Ansor Kutuk Arogansi Polisi Banting Warga saat Jemput Keluarga di Pelabuhan Ambon

Kedua korban masing-masing bernama Mawar (samaran) siswi kelas 1 SMK dan Bunga siswi kelas 3 SMP di Kota Kendari. Sementara, terlapor dalam kasus ini adalah seorang wanita inisial W (25).

Kasat Reskrim Polresta Kendari, AKP Fitrayadi menjelaskan dua korban itu hendak dibawa terduga pelaku untuk dijual sebagai PSK di Balikpapan, Kalimantan Timur.

Dua Fotografer Cabul Berkedok Casting Model Akhirnya Ditangkap, Pelaku Sembunyikan Kamera di Kamar Korban

Namun, niat jahat W gagal karena orangtua dari dua siswa itu curiga dan melarang terbang ke Balikpapan.

"Awalnya itu, pada Jumat (29/3), W dan dua gadis ini bergegas menuju Bandara Udara Haluoleo. Namun orangtua para siswi yang mengetahui keberangkatan mereka langsung mencegatnya," kata Fitriyadi, Senin, 1 April 2024.

Anak Bos Toko Roti yang Aniaya Karyawati Nangis dan Tertekan di Penjara, Sang Ibu Ingin Damai

Stop prostitusi anak.

Photo :
  • VIVA/Andrew Tito.

Menurut dia, usai gagal ke Balikpapan, pelaku W dan dua korban dibawa ke Polresta Kendari untuk jalani pemeriksaan.

Saat diinterogasi, Fitrayadi mengaku W berniat bawa Bunga dan Mawar ke Balikpapan untuk dipertemukan dengan seoang pria berinisial IR.

Dari tangan IR, dua korban selanjutnya akan dijual kepada pria hidung belang. Tugas dua ABG belia itu mesti melayani nafsu birahi pria hidung belang dengan iming-iming upah Rp20 juta. "Iya, dijual untuk melayani pria hidung belang," ungkapnya.

Dari pengakuannya, W mengatakan sudah menjual beberapa gadis ke Balikpapan dengan upah yang bervariasi. Masing-masing korban yang dijual lebih awal berinisial D, G dan M.

Fitrayadi menuturkan, jika W bawa langsung atau mendampingi para korban ke Balikpapan, bonus bakal diterima sebesar Rp5 juta sampai Rp7 juta. "Namun, jika W tidak mendampingi para korban maka upah yang diterima hanya Rp 1 juta saja," tuturnya.

Untuk biaya setiap kali pemberangkatan, W dan para korban ditanggung langsung oleh pria berinisial IR. Dalam praktiknya, IR transfer uang ke rekening W. Lalu, uang itu digunakan sebagai biaya perjalanan serta kebutuhan lainnya.

"Pengakuan W, ia belum pernah ketemu IR dan hanya berkomunikasi melalui telephone saja," ujarnya.

Sementara, dari pengakuan pelaku W bahwa yang bersangkutan memang berniat bawa dua korban dengan modus untuk ikut kontes model di Balikpapan. Cara itu dilakukan untuk mengelabui orangtua mereka. Lalu, W mengintruksikan Mawar dan Bunga agar beralasan mengikuti kontes model di Kalimantan Timur.

"Saya meminta mereka agar menyampaikan kepada orang tua dengan berbohong mengatakan bahwa akan mengikuti kontes model di Kota Balik Papan, Provinsi Kalimantan Timur," tutur W di hadapan penyidik.

Saat ini, W sudah diamankan di Mako Polresta Kendari. Adapun dua korban telah dibawa oleh keluarga masing-masing untuk diberikan penanganan lebih lanjut.

Laporan: Erdika-tvOne dari Kendari

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya