Korban Perundungan SMA Binus BSD Ikut Program Khusus Pembelajaran
- VIVA.co.id/Sherly (Tangerang)
Tangerang Selatan - Korban perundungan SMA Binus Internasional BSD Serpong, Kota Tangerang Selatan, menjalani proses pembelajaran melalui program khusus.
Ibu korban, Widya mengaku telah dipanggil oleh pihak sekolah untuk melakukan pembicaraan terkait, program sekolah putranya usai mendapatkan tindak perundungan.
"Beberapa hari yang lalu, saya sudah dipanggil oleh sekolah, kita bicara mengenai program untuk sekolahnya dan telah disiapkan berapa program seperti tips layaknya WFH (Work From Home)," katanya di UPTD PPA Kota Tangerang Selatan pada Minggu, 3 Maret 2024.
Lanjut dia, hal itu ditempuh karena anak korban masih memiliki rasa trauma ketakutan. Sehingga, pihak sekolah tidak mengizinkan anak korban masuk sekolah.
"Sebelum kasusnya selesai, tidak diizinkan untuk masuk sekolah dan sudah disiapkan program, mulai besok sudah diterapkan," ujarnya.
Terkait dengan aktivitas pembelajaran kembali di sekolah tersebut, anak korban mengaku tetap menginginkan untuk bisa melakukan proses pendidikan di sekolah Binus Internasional BSD Serpong, Tangerang Selatan.
"Setelah ini saya sudah ngobrol dari hati ke hati sama dia, 'kamu maunya bagaimana setelah ini? Sebenarnya dia bilang, pindah sekolah itu akan memperparah karena bakalan ada orang nanya terus soal kejadian itu kan, nanti gimana? Nanti gimana? Akhirnya dia memutuskan, apa harus aku yang pindah? Ya aku enggak mau. Mereka yang salah kenapa harus aku yang pindah? Ya aku harus hadapin, aku mau sekolah asalkan mereka enggak ada disitu'. Anak saya maunya itu," ungkapnya.
Diketahui, polisi sudah menetapkan 12 pelaku dalam kasus perundungan tersebut. Dari 12 pelaku, terdapat 4 orang berstatus tersangka dan 8 orang berstatus Anak Berkonflik Hukum atau ABH.