Perawat di Gorontalo Ditampar Pasien Saat Mengganti Botol Cairan Infus, Korban Lapor Polisi

Ilustrasi kekerasan perempuan
Sumber :
  • www.pixabay.com/Counselling

Gorontalo -- Seorang perawat di Rumah Sakit (RS) Aloei Saboe Kota Gorontalo, Provinsi Gorontalo menjadi korban pemukulan oleh salah satu pasiennya. Perawat inisial EP itu ditampar oleh pasien saat tengah mengganti cairan botol infus.

Seribu Hektare di PIK Tak Ada Azan, Tampang Istri Selingkuh hingga Mobil Fahri Terbakar

Kepala Bidang Keperawatan, RSAS Kota Gorontalo Dian Afiyanti Nadjamudin mengatakan, kasus penganiayaan terhadap perawat tersebut terjadi saat berada di ruang isolasi rumah sakit. Saat ini, kasus tersebut sementara ditangani Polresta Gorontalo Kota. 

"Benar, kejadiannya Sabtu kemarin di ruang isolasi. Sudah dilaporkan ke Polresta Gorontalo Kota dan sementara ditangani," ujar Dian saat dikonfirmasi Selasa, 23 Januari 2024.

Apa Motif Chandrika Chika Lakukan Dugaan Penganiayaan?

Ilustrasi penganiayaan.

Photo :
  • www.pixabay.com/bykst

Dian menjelaskan, penganiayaan itu bermula saat pasien atau pelaku meminta untuk diganti botol cairan infusnya. Kemudian, perawat EP yang tengah piket waktu itu lantas segera mengganti botol cairan yang terpasang di chest tube. 

Dimintai Keterangan, Polisi Sebut Korban Dugaan Penganiayaan Chandrika Chika Masih Merasakan Sakit

"Bermula saat pasien ini meminta untuk digantikan botol cairan yang terpasang chest tube. Jadi perawat atau korban ini yang langsung tangani sesuai permintaan pasien," katanya.

Saat tengah proses penggantian botol cairan infus, kata Dian, pelaku meminta agar cara memasang botol cairan itu seperti pada botol cairan sebelumnya. Namun, perawat EP tidak mengikuti kemauan pasien lantaran prosedur pemasangan yang diinginkan pasien tidak sesuai prosedur sebenarnya. Tetapi pasien justru terus ngotot dan membantah.

"Sudah dijelaskan sama perawat ini kalau prosedur cara mengganti botol cairan chest tube seperti ini prosedurnya. Tapi ini pasien ngotot dan bantah penjelasan perawat," katanya

Saat pasien terus memaksa untuk diikuti kemauannya, kata Dian, perawat EP kemudian berusaha memberikan pemahaman ke pasien tersebut. Namun pasien itu malah emosi dan langsung menampar EP sebanyak satu kali. Sontak saja, sang perawat langsung menangis dan gemetar usai ditampar.

"Emosi dia saat dijelaskan sama perawat. Dia tiba-tiba tampar perawat di bagian pipi kiri dengan keras sebanyak 1 kali. Perawat ini langsung menangis sama pusing sudahnya ditampar," ujarnya.

Dian mengatakan,  usai kejadian itu dirinya menerima laporan tersebut dari Kepala Ruangan. Kemudian, pihak rumah sakit langsung mengarahkan korban ke unit pengaduan dan diproses sesuai standar yang ada. 

“Kami sudah mendampingi korban ke Polresta Gorontalo Kota oleh Korpam RSAS,” katanya.

Sementara itu, Kasat Reskrim Polresta Gorontalo Kota Kompol Leonardo Widharta mengatakan, kasus penganiayaan itu sementara didalami usai laporan korban diterima.

"Sudah ada, kasusnya sementara didalami," ujarnya saat dimintai konfirmasi terpisah.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya