Polisi Tetapkan Kontraktor dan Pemilik Ayuterra Resort Ubud Jadi Tersangka Kasus Lift Maut di Bali
- VIVA/Maha Liarosh.
Bali – Kepolisian Resort Gianyar menetapkan 2 tersangka dalam kasus lift maut Ayuterra Resort Ubud yang menewaskan 5 orang karyawan resort.
Kapolres Gianyar, AKBP Ketut Widiada mengatakan, peningkatan status tersangka dilakukan setelah melewati serangkaian pemeriksaan terhadap 26 saksi dan 6 ahli, serta barang bukti yang ditemukan. Termasuk, keterangan dari laboratorium forensik Polri cabang Denpasar.
Dua orang yang resmi jadi tersangka yakni, Mujiana selaku mekanik inklinator dan Vincent Juwono selalu pemilik sekaligus pengelola Ayuterra Resort. Menurut AKBP Ketut Widiada ada lebih dari dua alat bukti untuk menentukan tersangka dalam peristiwa jatuhnya inklinator Ayuterra Resort.
Inklinator Ayuterra Resort.
- VIVA/Maha Liarosh.
"Berdasarkan keterangan saksi-saksi, ahli dan hasil Labfor Polri serta didukung barang bukti yang sudah disita, penyidik menyimpulkan, sudah terdapat lebih dari dua alat bukti untuk menentukan tersangka," kata Widiada di Porles Gianyar, Bali, Selasa, 26 September 2023.
Mujiana sebagai mekanik, menurut Widiada, tidak teregistrasi sebagai ahli K3 elevator dan eskalator di Kementerian Tenaga Kerja. Mujiana merancang, membuat dan mengoperasikan inklinator tanpa menggunakan ketentuan keselamatan dan kesehatan kerja (K3), sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Republik Indonesia nomor 6 tahun 2017 tentang keselamatan dan kesehatan kerja elevator dan eskalator.
Secara mekanikal, inklinator di Ayuterra Resort tidak sesuai standar yang menyebabkan tali sling baja putus hingga memakan 5 korban jiwa. "Terhadap saksi Mujiana dapat ditingkatkan status menjadi tersangka," jelasnya.
Kapolresta Gianyar menambahkan, pemilik resort Vincent Juwono telah merancang dari awal pembuatan inklinator di Ayuterra sesuai siteplan dalam IMB.
"Saksi Vincent Juwono adalah orang yang menggunakan inklinator yang dibuat oleh saksi Mujiana," ujar AKBP Ketut Widiada.
Inklinator yang dibuat oleh Mujiana mengalami pergantian dlsling baja dari berjumlah tiga menjadi satu tali sling. Hal itu, tidak sesuai ketentuan K3 dalam Peraturan Menteri Ketenagakerjaan nomor 6 tahun 2017 tentang K3 elevator dan eskalator.
"Saksi Vincent Juwono selaku pemilik langsung mengunakan inklinator tanpa dilakukan pengujian terlebih dahulu kepada ahli K3, untuk mengetahui, apakah sesuai standar dan laik dioperasikan," jelas Kapolres Gianyar.
