Kombes Hengki Klaim Ada Cepu Kasih Info ke Si Kembar Mau Ditangkap Polisi
- VIVA.co.id/ Yeni Lestari
Jakarta - Polisi mengklaim ada informan atau cepu yang memberitahu kepada si kembar Rihana-Rihani untuk kabur dari Apartemen M Town Gading Residences Gading Serpong, Kabupaten Tangerang, pada Selasa, 4 Juli 2023, subuh kemarin.
Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya, Komisaris Besar Polisi Hengki Haryadi mengatakan, kakak-beradik ini hampir kabur lagi lantaran sudah tahu kalau mereka mau dicokok.
"Kemudian kami mendapatkan informasi juga bahwa yang bersangkutan ini sudah ada yang memberitahu bahwa akan dilakukan penangkapan oleh pihak kepolisian," ujar dia kepada wartawan, Rabu 5 Juli 2023.
Maka dari itulah Hengki berdalih dalam penangkapan tidak menyertakan polisi wanita (polwan). Hengki tak menampik kalau keduanya sulit dicokok karena terus berpindah tempat dalam pelarian. Hengki juga tidak merinci sosok cepu yang memberi informasi kepada Rihana dan Rihani tersebut apakah merupakan anggota Polri atau bukan.
"Kami dihadapkan pada situasi di mana apabila tidak segera dilakukan penangkapan maka akan kabur lagi," katanya.
Sebelumnya diberitakan, polisi akhirnya mencokok si kembar tersangka penipuan reseller iphone, Rihana-Rihani. Hal itu diungkap Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya, Komisaris Besar Polisi Hengki Haryadi.
"Rihana dan Rihani baru saja ditangkap," ujar dia kepada wartawan, Selasa 4 Juli 2023.
Adapun penangkapan dilakukan pada M Town Residence Gading Serpong oleh tim Resmob Polda Metro Jaya. Meski begitu, dia belum merinci terkait kronologis penangkapan tersebut. Dia cuma menyebut mereka dalam perjalanan menuju ke Polda Metro Jaya. Keduanya bakal diperiksa secara intensif oleh.
Untuk diketahui, seorang reseller mengklaim ditipu jual beli iPhone oleh pelaku yang dikenal dengan sebutan si kembar berinisal R dan R. Dia merugi mencapai Rp35 miliar.
Salah seorang korban yang bernama Vicky Fachreza mengaku rugi hingga Rp5,8 miliar. Dia menjadi reseller dengan membeli iPhone kepada si kembar. Pembayaran dilakukan dengan cara pre-order. Awalnya, transaksi berjalan lancar, tapi menginjak bulan November 2021 prosesnya mulai mandek.
"Pesanan kami mulai bulan November 2021 sampai Maret 2022 dengan total keseluruhan mencapai Rp5,8 miliar tidak kunjung dikirimkan sampai saat ini. Begitu juga dengan korban lainnya, transaksi yang terjadi dalam kurun waktu antara Oktober 2021 sampai dengan Maret 2022, dengan taksiran total kerugian korban mencapai Rp35 miliar," ucap dia kepada wartawan, Senin 5 Juni 2023.