Selundupkan 1,3 Ton Ganja ke Medan, Mawardi Pemuda dari Aceh Divonis Mati

Ilustrasi tahanan diborgol
Sumber :
  • ANTARA FOTO

Medan - Majelis hakim Pengadilan Negeri (PN) Medan menjatuhkan hukuman mati terhadap kepada Mawardi (24). Pria asal Aceh itu divonis mati terkait kasus narkoba dengan barang bukti ganja seberat 1,3 ton.

Terjerat Pasal Pembunuhan Berencana, Tersangka Polisi Tembak Polisi di Solok Selatan Terancam Hukuman Mati

Pemuda asal Terangun, Kabupaten Gayo Lues, Provinsi Aceh, terbukti melanggar Pasal 114 ayat (2) UU RI No. 35 tahun 2009 tentang narkotika Jo Pasal 132 ayat (1) UU No 35 Tahun 2009 tentang narkotika.

"Menjatuhkan hubungan kepada terdakwa Mawardi, dengan menjatuhkan hukuman dengan pidana mati," kata majelis hakim diketuai oleh Yusafrihardi Girsang dalam persidangan yang digelar secara virtual, Selasa, 6 Juni 2023.

Pemecatan dan Hukuman Mati Menanti AKP Dadang Usai Tembak Kasat Reskrim Polres Solok Selatan

Yusafrihardi mengatakan hal yang memberatkan perbuatan terdakwa, karena tak mendukung program pemerintah dalam memberantas peredaran narkoba. Tak ada hal meringankan dari terdakwa menurut majelis hakim.

"Selain itu, narkoba yang dibawa terdakwa dalam jumlah yang sangat besar. Sementara hal yang meringankan tidak ditemukan," ujar Yusafrihardi.

Menko Yusril Jelaskan Dasar Hukum Pemulangan Terpidana Mati Mary Jane ke Negara Asalnya

Menyikapi putusan itu, terdakwa Mawardi langsung menyatakan ingin menembuh banding. "Banding, pak hakim," kata Mawardi di hadapan majelis hakim.

Ilustrasi

Photo :
  • 1099409

Adapun putusan hakim sama seperti tuntutan Jaksa Penuntutan Umum (JPU). Pihak JPU yang diwakili Nalom Tatar dalam tuntutan meminta agar terdakwa Mawardi dihukum mati.

Mengutip dakwaan, kasus ini berawal pada Minggu 11 Desember 2022 sekira pukul 20.00 WIB, saat Mawardi bertemu dengan Bayu yang masih buron atau DPO di Desa Gesik, Kecamatan Blangkejeren Aceh. Lalu, keduanya pergi bersama menggunakan 1 unit mobil box Merk Daihatsu Grandmax menuju tempat minum kopi di Kota Blangkejeren Aceh.

Namun, beberapa saat kemudian, Mawardi minta pulang ke rumahnya lantaran anak terdakwa memintanya pulang ke rumah. Saat itu, Bayu menyuruh terdakwa untuk membawa mobil tersebut pulang ke rumahnya.

Pun, esok harinya, menurut versi JPU, terdakwa dihubungi Bayu agar datang ke Desa Paloh, Kecamatan Blangkejeren. Begitu sampai di lokasi, terdakwa bertemu dengan Bayu. Saat itu, di tempat itu sedang dimuat ganja-ganja yang terbungkus lakban.

Ganja-ganja itu dimasukan ke dalam goni lalu mobil Box. Ganja itu dibawa 5 pria yang tidak diketahui identitasnya oleh terdakwa.

"Terdakwa berdiri sambil melihat ganja-ganja kering tersebut dimuat bersama dengan Bayu, dan terdakwa bertanya kepada Bayu mau dibawa kemana? Dan Bayu menjawab Yok kawani aku bawa ini ke kota Cane, nanti sampai di sana kita tinggalin mobil ini, nanti ku kasih upahmu Rp5 juta," demikian dakwaan itu.

Kemudian, terdakwa dan Bayu pergi bersama dengan membawa paket daun ganja kering tersebut dengan satu unit Mobil Box Merk Daihatsu Grandmax warna hitam BL 8237 HC. Mobil yang dikendarai mereka menuju Desa Tambi, Kecamatan Putri Betung.

Saat mobil berhenti, Bayu menghampiri seorang laki-laki yang tak diketahui identitasnya oleh terdakwa.
Bayu kembali ke mobil dan menyuruh terdakwa untuk membawa mobil tersebut duluan ke depan ke tempat sepi.
 
Tak berapa lama kemudian datang mobil warna hitam yang ternyata mobil tersebut dikemudikan Bayu. Mobil tersebut dikeluarkan satu buah Goni yang di dalamnya berisikan ganja sekitar 15 bal lalu dimasukkan ke dalam mobil Grandmax.

Selanjutnya, mobil tersebut ditinggalkan di lokasi tersebut. Bayu kemudian masuk ke dalam mobil Granmax tersebut dan melanjutkan perjalanan ke Kota Cane.

Sesampainya di Kota Cane, terdakwa minta untuk turun karena saat itu tidak berjumpa dengan orang yang akan menerima paket daun ganja kering tersebut.

Terdakwa pun mengikuti Bayu hingga terdakwa tertidur. Begitu terdakwa terbangun ternyata sudah tiba di Kabanjahe.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya